Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... -

"When the message gets across, it can change the world"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cipir, Onrust, Kelor: Sekali Dayung, Kisah 3 Pulau Terjejaki

1 Mei 2017   20:55 Diperbarui: 2 Mei 2017   15:37 23590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekas penjara Pulau Onrust yang sudah direnovasi

Onrust: Pulau Kecil dengan Sejarah Besar 3.5 Abad

Di museum arkeologi, kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang sejarah Pulau Onrust. Termasuk melihat benda-benda dari hasil penggalian arkeologi yang dilakukan selama 10 tahun (1979-1989).

Sebagian peserta trip Tukang Jalan di Museum Arkeologi Pulau Onrust
Sebagian peserta trip Tukang Jalan di Museum Arkeologi Pulau Onrust
Catatan sejarah Pulau Onrust dimulai ketika Pangeran Jayakarta  memberi ijin VOC (tahun 1610) untuk menjadi tempat perbaikan kapal dan penyimpanan rempah-rempah. Dari catatan, benteng mulai dibangun pada tahun 1656 selama 20 tahun dengan Johan Listinghsebagai arsiteknya.

Pulau ini juga pernah menjadi sebagai pangkalan armada laut Belana (1823-1883). Inggris tercatat juga pernah menyerang pulau ini pada tahun 1800-an untuk mengambil alih perdagangan rempah-rempah.

Tahun 1883 pulau ini dan pulau-pulau di sekelilingnya pernah hancur karena imbas Gunung Krakatau yang menyebabkan gelombang besar. Pulau Onrust pun pernah menjadi pusat karantina haji (1911-1933) serta tawanan politik dan kriminal (1933-1949).

Waktu berlalu terlalu cepat.  Masih belum puas menyesapi kisah Pulau Onrust, tiba saatnya pergi ke pulau terakhir tujuan hari itu: Pulau Cipir.

Bimo penasaran dengan lubang pondasi bekas benteng Martello di Pulau Onrust
Bimo penasaran dengan lubang pondasi bekas benteng Martello di Pulau Onrust
Sisa benteng di Pulau Onrust
Sisa benteng di Pulau Onrust
Jejak Rumah Sakit di Pulau Cipir

Pulau Cipir lebih kecil dari Pulau Onrust, meskipun lebih besar daripada Pulau Kelor.Yang menarik dari pulau ini adalah sisa rumah sakit (1911-1933). Kita masih bisa melihat bekas kamar mandi, wc dan barak. Selain itu ada juga sisa bangunan stasiun cuaca (tahun 1905) dan meriam besar di dekat dermaga pulau.

Hal lain yang banyak dilakukan pengunjung di pulau ini adalah memancing dan bermain air di bagian pantai kecil yang berpasir.

Pengunjung berpose di sisa bangunan rumah sakit haji di Pulau Cipir
Pengunjung berpose di sisa bangunan rumah sakit haji di Pulau Cipir
Sisa bangunan rumah sakit di Pulau Cipir
Sisa bangunan rumah sakit di Pulau Cipir
Menjelang jam 3 sore, cuaca di ufuk Jakarta berubah menjadi gelap. Di daratan Muara Kemal sudah terlihat garis abu-abu yang menandakan hujan. Tepat jam 15.30 atau berada sekitar 1 jam di pulau ini, kami bertolak meninggalkan Pulau Cipir.

Perjalanan menapaki masa lalu selalu mempunyai kesannya tersendiri.  Hari itu kami belajar banyak tentang penggalan narasi besar sejarah Indonesia di gugusan kepulauan Seribu.  Meskipun, satu hari memang terlalu singkat untuk mempelajari sejarah panjang di pulau-pulau kecil ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun