"But men are so full of greed today, they'll sell anything for a little piece of money"
-Little Richard (Musician)-
Semua orang membutuhkan uang. Ia adalah penggerak hidup manusia. Ia mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Akan tetapi, ada juga adagium yang mengatakan bahwa uang sebagai akar dari permasalahan. Akar masalah yang terbit dari tak terbatasnya keinginan manusia. Keinginan tak terbatas yang memunculkan salah satu sisi buruk dari manusia, yaitu kerakusan.
Sinyal kerakusan pulalah yang tertangkap antena saya saat memantau berita mengenai Pemprov DKI. Berita tersebut mengenai keragu-raguan Pemprov dalam melepas saham di PT Delta Djakarta Tbk., sebuah perusahaan minuman keras terkemuka dengan produknya yang berlisensi internasional seperti Anker dan Carlsberg. Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Pemprov DKI telah menanamkan sahamnya di perseroan ini sejak 1970. Investasi bir ini menguntungkan Pemprov DKI lewat pembagian dividen tiap tahun karena kepemilikan saham yang besar (23.25%). Anda bayangkan saja apabila anda memiliki saham sebanyak itu, maka anda akan mendapat dividen Rp. 37 Miliar (2017). Secara kasarnya, dengan ongkang-ongkang kaki, anda tetap mendapat penghasilan puluhan Miliar rupiah dalam setahun (Tempo.co).
Keuntungan lewat pembagian dividen tentu saja tidak menjadi masalah. Akan tetapi, Gubernur Anies dan Wagub Sandi memiliki janji kampanye akan melepas saham Pemprov DKI Jakarta di PT Delta Djakarta Tbk. Alasannya adalah saham ini tidak bersinggungan dengan kebutuhan warga Jakarta. Ironisnya, ada keragu-raguan di tubuh Pemprov DKI dalam divestasi ini. Wagub Sandiaga mengatakan akan koordinasi terlebih dahulu, setelah RUPS baru akan difinalisasi keputusan dari pemprov untuk kapan mengeksekusi divestasi untuk Delta Djakarta (Kompas.com). RUPS tersebut dijadwalkan 25 April, menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tidak ada agenda pembahasan rencana pelepasan saham oleh Pemprov DKI (Tempo.co).
Pemprov DKI tentu saja tidak bisa serta merta melakukan divestasi karena pelepasan saham menyangkut kepentingan berbagai stakeholder seperti OJK dan pemegang saham. Akan tetapi, sikap ketegasan dalam memenuhi janjinyapun harus dipegang teguh. Giur uang puluhan Miliar memang tidak sebanding dengan APBD DKI yang mencapai Triliunan Rupiah. Tapi masih harus diingat, sifat rakus jangan sampai menyelusup ke nadi pemerintah. Apabila memang berniat melepas saham tersebut maka lugaslah dalam bersikap. Semoga apa yang telah dijanjikan tidak terjual oleh uang dan kerakusan.
