Mohon tunggu...
Didi Suprijadi
Didi Suprijadi Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sholat Ied di Masjid Tertua di Jakarta, Masjid Jami Assalafiyah

11 April 2024   12:20 Diperbarui: 11 April 2024   12:23 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didi Suprijadi dan keluarga, mohon maaf lahir dan batin sumber gambar dokumen pribadi 

Dahulu Masjid ini dikenal dengan nama masjid kaum, tetapi berganti nama saat gubernur DKI Jakarta yang pertama kali bapak  Soemarno dalam perayaan Isra Miraj nabi Muhammad pada tanggal 13 Januari 1961 memberikan nama kepada Masjid kaum dengan nama baru As-Salafiyah.

Menurut beberapa ahli arti dari Assalafiyah itu adalah pengikut para pendahulu yang saleh. Masjid Jami Assalafiyah berasal dari beberapa kata dalam bahasa Arab. "Masjid" adalah tempat peribadatan kaum muslim. "Jami" artinya besar. "Assalafiyah" berasal dari kata "[salaf]" adalah kependekan dari "Salaf al-li" (Arab: ), yang artinya "pendahulu yang saleh". Dalam sejarah Islam, "pendahulu yang saleh" ini merujuk kepada tiga generasi terbaik umat Muslim, yaitu sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in. Ketiga generasi inilah dianggap sebagai contoh terbaik dalam menjalankan syariat Islam. Sedangkan "yah" berarti pengikut. Sehingga, artinya "Pengikut Para Pendahulu Yang Saleh."

Kemudian pada tahun 1993 masjid bersejarah ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 475 Tahun 1993.

Bersama anak cucu setelah pulang sholat sumber gambar dokumen pribadi 
Bersama anak cucu setelah pulang sholat sumber gambar dokumen pribadi 

 Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia, Masjid Assalafiyah saat ini berdiri di atas tanah seluas 7.000 m2 dengan luas bangunan 450 m2. Daya tampung jamaahnya 800 orang, dan jumlah pengurusnya 25 orang.

Indahnya  lebaran tahun ini sholat Ied di Masjid Tertua dengan suasana silaturahmi sesama anak keturunan Pangeran Jayakarta. Kebetulan ayah didi dan keluarga merupakan bagian kecil dari keluarga besar keturunan pangeran Jayakarta. Istriku merupakan keturunan langsung dari Pangeran Sageri yang masih kerabat dengan Pangeran Jaketra alias Pangeran Jayakarta.

Selamat Idul Fitri 1445 H . Minal Aidzin Wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun