Himbauan Kakek tua untuk segera memulai lagi kegiatan rapatnya, diindahkan juga oleh peserta lainnya. Akhirnya terlihat duduk membentuk lingkaran  temen temen ustadz Sahrul yang tergabung dalam KTH rumah kaum Jayakarta.
"Mohon laporan tentang gangguan terhadap tanaman yang sering terjadi" sahut pak Ketua memulai obrolan rapat siang itu.
Menurut laporan sebelumnya pengganggu tanaman yang dapat merusak tanaman seperti hama tikus tidaklah begitu serius, hanya saja sering kali berkeliaran hewan hewan liar di lahan tersebut. Â Biawak, Musang dan Ular merupakan hewan liar yang sering terlihat di lahan tersebut.
Sehari sebelumnya ditemukan seekor ular Sanca panjang yang bersembunyi di balik rimbunnya pepohonan tanaman langka. Oleh warga Ular Sanca jenis Kembang ini ditangkap lalu di bawa pulang.
Walaupun hewan hewan liar itu tidak begitu mengganggu tanaman ,akan tetapi bisa menimbulkan ketidak nyamanan bagi para penggiat dan pengunjung.
" Ular panjang jenis Sanca Kembang, bersembunyi di bawah pohon Buni" kata Bang Mus menambahkan. Kemudian dibantu warga lainnya Bang Mus menangkapnya kemudian dimasukan kedalam karung besar.
" Dalam karung besar Ular itu dibawa ke Om Pri" Â tutur Bang Mus, meyakinkan.
Ular Sanca atau dikenal dengan nama Phiton hidup berkembang di kawasan Asia tenggara termasuk Indonesia.
sanca termasuk dalam kelompok ular non-berbisa atau ular konstriktor.
Artinya, ular ini tidak memiliki kelenjar bisa atau taring berbisa untuk menginjeksi atau memasukkan racun ke dalam mangsanya seperti beberapa jenis ular berbisa lainnya.
Sebaliknya, mereka menggunakan strategi konstriksi untuk mematikan mangsa mereka.