Mohon tunggu...
Didik Setya
Didik Setya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional

Makhluk ekstraterestrial pecinta logam terbang

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari

Jerat Sampah Plastik di Laut Indonesia

23 November 2022   12:43 Diperbarui: 25 November 2022   11:22 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah plastik tersebar di dasar laut. ©David Jones

Indonesia adalah negara yang sebagian besar wilayahnya berupa perairan laut. Karenanya, Indonesia memiliki sumber daya laut yang sangat melimpah dan beragam. 

Namun, kekayaan laut Indonesia sedang berada dalam kondisi yang kurang baik. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) melakukan penelitian mengenai kesehatan lautan Indonesia dan ternyata hasilnya adalah kondisi terumbu karang di lautan Indonesia memprihatinkan. Kualitas terumbu karang adalah cerminan dari kelayakan dan kejernihan air di laut. Beberapa faktor penyebab rusaknya terumbu karang antara lain perubahan iklim, eksploitasi laut dengan peledak, dan sampah laut.

Sampah laut ialah barang padat persisten yang dihasilkan oleh manusia secara langsung ataupun tidak langsung dengan sengaja dibuang maupun terbawa sampai ke laut. Seiring dengan meningkatnya perilaku konsumerisme, penggunaan plastik sekali pakai selalu meningkat setiap tahunnya. Jumlah dari keberadaan sampah laut terus menjadi bertambah serta nyaris 60-80% sampah laut terdiri sampah plastik. 

Hasil riset mengatakan bahwa sampah laut di Indonesia mencapai kurang lebih 594 ribu ton, serta 18 titik kelautan Indonesia telah tercemar sampah plastik (Margareta, 2020). Tingginya angka ini disebabkan oleh pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik. Menjadikan Indonesia peringkat kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik di lautan terbanyak setelah Tiongkok.

Meningkatnya jumlah sampah plastik lautan bisa disebabkan karena tingginya populasi penduduk. Sampah yang semula di daratan, terbawa arus sungai ketika hujan mengalir mengarah ke laut lepas. Tidak hanya itu, sampah yang semula ada di pesisir laut juga bisa terbawa ombak ke tengah laut. Sampah-sampah ini akan terus berada di laut dalam waktu lama sebelum akhirnya terurai oleh air laut.

Jumlah sampah plastik di laut Indonesia akan terus meningkat tiap tahunnya, mengingat plastik sangat sulit terurai ditambah perairan Indonesia adalah daerah perairan temuan dari dua samudera. Karena itulah banyak sampah laut dari laut lepas akhirnya terbawa arus masuk wilayah perairan Indonesia.

Penggunaan plastik yang terus meningkat dari tahun ke tahun mampu menyebabkan kerusakan ekosistem yang serius. Menurut penelitian Moore, sekitar 60-80% sampah laut merupakan sampah plastik. Mayoritas sampah plastik adalah plastik berjenis polyethylene atau yang biasa disebut PE. Plastik ini membutuhkan waktu 450 tahun untuk bisa terurai secara alami dalam air. 

Dalam proses penguraian ini, sampah plastik yang semula bisa terlihat jelas dengan mata telanjang berubah hancur menjadi mikroplastik dengan ukuran seperti beras tersebar dan dapat tertelan oleh biota laut. Hal ini terbukti pada tahun 2018, ditemukan sampah plastik dan mikroplastik di bangkai penyu, paus sperma, bahkan banyak jenis ikan konsumsi yang organ tubuhnya sudah tercemar mikroplastik. Sampah plastik yang tidak sengaja tertelan dapat mengakibatkan penyumbatan, komplikasi, hingga kematian organisme-organisme di lautan. 

Anjing laut yang terjerat sampah plastik lautan. ©Alamy
Anjing laut yang terjerat sampah plastik lautan. ©Alamy

Sampah plastik juga mampu mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang. Terumbu karang yang sudah bersentuhan dengan sampah plastik cenderung mudah terkena penyakit karena sampah plastik dapat memicu terjadinya kolonisasi mikroba petogen.

Selain itu. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat mengeluarkan gas metana dan etilena yang menyebabkan pemanasan global. Suhu dan keasaman air laut akan meningkat karena pemanasan global dan berdampak pada populasi fitoplankton yang berperan dalam menjaga kadar oksigen di laut serta mendinginkan suhu bumi. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kadar oksigen di laut sekaligus berdampak bagi organisme laut lainnya yang membutuhkan oksigen.

Terumbu karang yang mati terkontaminasi. ©Uli Kun
Terumbu karang yang mati terkontaminasi. ©Uli Kun

Ketidakseimbangan ekosistem laut ini akan berdampak pada seluruh makhluk hidup karena saling terhubung oleh rantai makanan. Sehingga satu kerusakan saja dalam rangkaian rantai makanan akan menyebabkan butterfly effect bagi yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun