Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... a life-long learner

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Renungan dari Lirik Lagu "Kita Pasti Tua"

25 Mei 2025   19:15 Diperbarui: 25 Mei 2025   19:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Lirik lagu "Kita Pasti Tua" mengajak kita untuk merenungkan satu kenyataan yang pasti dalam hidup: penuaan. Tak peduli seberapa muda, sehat, atau penuh energi kita saat ini, waktu terus berjalan, dan usia pun tak bisa ditawar. Usia muda akan pergi, digantikan oleh keriput di wajah, rambut putih, langkah yang semakin pelan, dan tubuh yang mulai lemah.

Namun, yang lebih dalam lagi, lagu ini tidak hanya bicara tentang fisik yang menua, tetapi juga tentang jiwa. Ada keindahan dalam lirik "Ada yang tak berubah, jiwa masih muda". Ini bisa dimaknai sebagai peringatan agar kita tidak terjebak oleh keinginan jiwa muda yang masih bergelora, padahal tubuh sudah tidak memungkinkan lagi.

Melalui nadanya yang reflektif dan syair yang lugas, lagu ini mengajarkan kita muntuk menerima proses penuaan dengan hati lapang.
Tidak mudah bagi banyak orang untuk menerima diri yang semakin tua. Banyak yang merasa kehilangan daya tarik, kekuatan, bahkan relevansi. Namun, lagu ini mengajarkan bahwa tua adalah bagian alami dari kehidupan yang harus diterima dengan kesadaran dan kebijaksanaan.

Dengan menyadari bahwa kita semua akan tua, kita diajak untuk lebih menghargai masa muda. Bukan sekadar menikmati, tapi menggunakan waktu muda untuk menciptakan kenangan indah, hubungan baik, dan makna hidup. Masa muda adalah amanah. Ia harus digunakan untuk hal-hal yang bermakna, yang kelak bisa kita banggakan, syukuri, dan sandarkan saat usia semakin senja.

Penuaan bukan hanya soal keriput atau langkah yang pelan. Lebih dari itu, ia adalah ujian kebijaksanaan. Jiwa muda boleh saja masih ingin berlari kencang, tetapi tubuh sudah berkata lain. Saat itu kita ditantang untuk menundukkan hawa nafsu. Saat tubuh tak lagi sekuat dulu, saat pikiran mulai lambat dan mata mulai rabun, maka kebijaksanaan harus menjadi pemandu.

"Awas nanti tua" adalah panggilan untuk hidup sadar sejak muda. Sadar bahwa kita tidak akan selamanya muda. Sadar kita pasti tua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun