Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Belajar di Rumah

29 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 29 Maret 2020   14:29 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu kegelisahan orang tua terkait proses belajar di rumah (dokpri)

Toh, mereka pun mengalami nasib yang sama. Bahkan ada guru yang sampai menghentikan penerimaan laporan kegiatan belajar siswa secara harian, ditangguhkan atau diganti dengan laporan manual yang akan diterima nanti saat kegiatan belajar di sekolah dilaksanakan kembali, dikarenakan ponselnya yang menjadi sering hang.

Merdeka Belajar

Tidak bermaksud mensyukuri musibah, namun saya rasa, keadaan sekarang ini, semestinya bisa menjadi waktu yang baik pula bagi para pengampu kebijakan pendidikan di negeri ini. Pelaksanaan belajar di rumah sekarang ini semestinya bisa menjadi simulasi untuk menguji sistem yang sedari awal Mas Nadiem menjadi menteri pendidikan kerap digaungkan, yaitu sistem pendidikan yang berpijak pada filosofi "merdeka belajar" di mana (proses) belajar semestinya bisa merdeka, baik merdeka bagi siswa maupun guru, tidak terkecuali, juga bagi orang tua.

Bagaimana sistem "merdeka belajar" itu, saya sendiri belum dapat menerka penerapannya nanti bakal seperti apa. Blended learning, seperti yang tertulis di situs LPMP DKI Jakarta--kemungkinan--menjadi model pembelajaran dalam sistem "merdeka belajar". Blended learning adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan model pembelajaran tatap muka dengan model pembelajaran jarak jauh secara online. 

Di mana tujuan "merdeka belajar" itu sendiri adalah agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. "Merdeka belajar itu bahwa proses pendidikan  harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan."

Benar, saat ini memang mungkin masih terlalu dini. Mungkin sistem yang ada baru sekedar rancangan atau bahkan wacana.

Apapun dan bagaimanapun, dari kenyataan yang tergambar di atas, bahwa pelaksanaan proses belajar di rumah saat ini, memang menyisakan dilema. Penerapan pembelajaran jarak jauh ternyata belum dapat dijalankan dengan optimal. 


Ya, dalam kondisi bencana sekarang ini yang siapapun tentu tidak pernah punya bayangan apalagi perencanaan terhadapnya, menuntut kesempurnaan pelaksanaan kebijakan tentu adalah hal yang tidak bijak. Namun, bahwa telah terjadi persoalan dan persoalan tersebut pun harus diselesaikan, tentu ini pun adalah realita yang tidak bisa tidak kita indahkan. Agar kesulitan yang sudah dialami karena wabah sekarang ini tidak bertambah dengan adanya persoalan baru lagi.  

Alih-alih memberikan solusi, jangan sampai penerapan sistem belajar di rumah justeru akan semakin menjadi beban baik bagi orang tua, siswa ataupun guru. Terlebih, jika pembelajaran jarak jauh memang akan benar-benar diterapkan kemudian sebagai salah satu model dalam sistem pendidikan kita. Saatnyalah sekarang segala kekurangan, baik sistem maupun infrastruktur, segera dibenahi. Salam!

Referensi:

Baca juga tulisan KBC-43 menarik lainnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun