Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Sarlan dan Sahrul Ihsan di tiga kecamatan penyangga kawasan Mandalika yaitu Desa Rambitan di Kecamatan Pujut, Desa Mujur di Kecamatan Praya Timur, dan Desa Penujak di Kecamatan Praya Barat ditemukan beberapa hasil penting.
Pertama, produksi jagung di Lombok Tengah dipengaruhi secara signifikan oleh luas lahan, tenaga kerja, dan penggunaan herbisida. Sementara itu, benih, pupuk urea, dan pupuk phonska juga berpengaruh positif, meski tidak signifikan secara statistik.
Kedua, hasil analisis menunjukkan bahwa petani jagung di Lombok Tengah sudah tergolong efisien secara teknis artinya mereka mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output maksimal. Namun, mereka belum efisien secara alokatif dan ekonomis.
Ketiga, faktor-faktor yang memengaruhi inefisiensi teknis meliputi umur petani, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan akses terhadap kredit. Sementara inefisiensi alokatif dipengaruhi oleh jarak lahan ke pabrik pengolahan, dan inefisiensi ekonomi dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga serta akses kredit yang terbatas.
Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi usahatani jagung tidak hanya bergantung pada faktor teknis, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi petani itu sendiri.
Dengan sinergi antara program pembangunan daerah, dukungan lembaga keuangan, serta peningkatan kapasitas petani, Lombok Tengah memiliki peluang besar untuk mengembalikan kejayaan produksi jagung menjadikannya komoditas unggulan yang bukan hanya menopang ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional.
Penulis: Muhamad Sarlan,M.Agb
IInstansi: Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gunung Rinjani Selong Nusa Tenggara Barat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI