Mohon tunggu...
Diky
Diky Mohon Tunggu... Mahasiswa

My hobbies are playing football and fishing

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Digempur Transportasi Online: Angkot Padang Trayek Ini Tinggal Dua Unit

30 Juli 2025   19:23 Diperbarui: 30 Juli 2025   19:23 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar trasportasi angkot padang, sumber(Google)

Drama Sosial di Balik Kemudi

Cerita Mang Budi tidak berdiri sendiri. Ribuan keluarga di Padang yang menggantungkan hidup dari ekosistem angkot mulai dari sopir, kenek, hingga pemilik kini bergelut dengan kenyataan pahit.

"Anak saya kuliah di Unand (Universitas Andalas). Dulunya dari hasil angkot bisa bayar uang kuliah, sekarang susah untuk makan sehari-hari," cerita Pak Darman (48), sopir angkot trayek ungu yang kini terpaksa juga menjadi driver ojek online di waktu senggang.

Resistensi dan Adaptasi: Ketika Tradisi Berhadapan dengan Teknologi
Tidak semua pelaku angkot menyerah begitu saja. Pada Februari 2020, puluhan mobil angkot ungu trayek By Pass-Anak Air bahkan melakukan demo di Balaikota Padang sebagai bentuk protes terhadap beroperasinya Bus Trans Padang yang dianggap semakin mempersempit ruang gerak mereka.

Namun, ada juga yang memilih jalan adaptasi. Pak Rusli (40), pemilik angkot trayek merah, mulai memodifikasi kendaraannya dengan AC, tempat duduk yang lebih nyaman, dan bahkan menerima pembayaran digital.

"Kalau tidak berubah, ya mati. Makanya saya coba ikuti zaman," ujarnya sambil menunjukkan QR code pembayaran yang ditempel di dalam angkotnya.

Warisan Budaya yang Terancam
Angkot bukan sekadar alat transportasi di Padang. Ia adalah bagian dari identitas budaya Minang yang khas. Warna-warni angkot dengan kode trayek yang unik, musik dangdut yang mengalun, hingga interaksi sosial antara penumpang, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Padang selama puluhan tahun.

"Angkot itu seperti warung kopi berjalan. Di situ orang ngobrol, ketemu teman lama, bahkan ada yang jadian," kenang Ibu Sari (55), pedagang di Pasar Raya yang sudah 30 tahun naik angkot.

Dilema Pemerintah: Antara Kemajuan dan Pelestarian
Pemerintah Kota Padang dihadapkan pada dilema klasik: mendukung kemajuan teknologi atau mempertahankan transportasi tradisional. Upaya revitalisasi melalui Trans Padang masih belum mampu sepenuhnya menggantikan peran angkot, terutama untuk daerah-daerah pinggiran yang tidak terjangkau bus besar.

Strategi Bertahan Hidup di Era Digital

Beberapa strategi yang mulai diterapkan pelaku angkot untuk bertahan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun