Mohon tunggu...
Dicky CahyaGobel
Dicky CahyaGobel Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Mencari tahu dalam ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan, Jalani Bulan yang Suci dengan Pikiran yang Jernih

23 April 2021   15:35 Diperbarui: 23 April 2021   15:42 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah (kata para ustad). Keberkahan itu akan sangat terasa, bila kita mampu melihatnya dengan cara yang lebih arif.

Tidak hanya suka cita, di momen yang suci bagi semua umat muslim ini, nyatanya, masih ada juga rasa duka cita yang menyelimuti diri; munculnya berbagai emosi negatif misalnya.

Terkadang, kenyataan yang sering berbenturan dengan keinginan, akan berimplikasi negatif.

Iya ... maksudnya, pernah ada, bahkan selalu ada, orang-orang yang merasa tidak nyaman atau terganggu di dalam kehidupannya. Bukan tentang apa yang sedang dialami (situasinya), melainkan perasaan yang muncul ketika situasi tersebut tidak diinginkan terjadi.

"Tapi, bukankah ini alamiah ? Wajar kan semua orang bisa merasakan demikian ?"


Dalam hal seperti ini, selayaknya, semua orang memiliki hak untuk tidak ataupun suka terhadap situasi dan kondisi yang dialaminya. Itu memang alamiah. Akan tetapi, yang perlu diluruskan di sini ialah persepsi yang memunculkan perasaan tidak menyenangkan di dalam diri kita.

Judul yang dipakai di atas, tidak dimaksudkan seperti memberi rangkaian tausiyah ataupun ceramah agama (Jangan pernah membayangkannya). Selain memang saya tidak punya kapasitas di wilayah itu, juga hanya ingin menghantarkannya dengan sudut pandang yang lebih sederhana; yaitu Manajamen Persepsi.

"Apa itu 'Manajemen Persepsi'?"

Manajemen persepsi di sini diartikan sebagai sebuah cara dalam mengelola opini maupun pandangan kita terhadap situasi yang sedang kita alami.

"Lalu, apa sebab melakukan hal demikian ?"

Seperti dijelaskan sebelumnya, ketika kita sedang mengalami suatu situasi; dimana hal tersebut tidak kita inginkan, maka pastinya akan menimbulkan efek berupa emosi negatif.

Emosionalitas di dalam diri merupakan suatu keniscayaan. Namun, tidak semua emosi itu baik adanya. Misalnya : mudah marah, rasa kecewa begitu dalam, bahkan penyesalan yang terlalu berlarut-larut (galau akibat hubungan yang kandas di tengah jalan).

Bila ditelusuri, ternyata, hal demikian timbul dikarenakan persepsi kita yang keliru dalam melihat realita yang ada. Ini sering terjadi dalam masyarakat modern hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun