Mohon tunggu...
Dicky Wibowo
Dicky Wibowo Mohon Tunggu... dokter hewan -

Instagram: Mlaku Wae Project / Menulis di www.mlakuwae.blogspot.co.id serta menulis fiksi di www.pawonfiksi.blogspot.co.id / dokter hewan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di RT Tujuh Belas

28 Oktober 2017   20:42 Diperbarui: 28 Oktober 2017   21:24 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mas, sampeyan kok belakangan ini jarang kelihatan ya?"

"Ya ya memang Plon, saya baru kena musibah, ini baru sembuh."

Sebuah percakapan antara dua ekor kucing jantan yang bernama Cemplon dan Konyik, di atas atap sebuah rumah berlantai dua di perumahan yang tergolong lama. Perumahan lama tersebut telah berdiri sejak tahun 1945 dan mempunyai populasi kucing yang terbilang besar. Setiap RT pasti terdapat komunitas kucing yang terdiri dari jantan alfa atau dominan sebagai leaderdan kucing-kucing lain sebagai pengikut. Cemplon dan Konyik merupakan kucing yang menghuni RT. 17 sejak tiga tahunan yang lalu. Orang tua mereka dahulunya sama-sama merupakan penghuni RT. 08. 

Cemplon terlahir dari pasangan kucing kampung tulen, yang mana bapaknya merupakan kucing jantan alfa dan ibunya merupakan kucing betina primadona di RT. 08. Sedangkan, Konyik terlahir sebagai kucing campuran, bapaknya merupakan kucing angora tulen dan ibunya merupakan kucing kampung yang tidak terlalu cantik. Cemplon memiliki rambut pendek dengan warna dasar putih berhiaskan warna hitam yang membulat di kepala dan perut kanan-kiri serta berekor pendek yang sedikit membengkok. Sedangkan, Konyik memiliki rambut yang agak panjang khas kucing campuran dengan warna oranye agak kecoklatan serta berekor panjang dan lurus.

Mereka berdua sudah berteman sejak mereka memisahkan dari komunitas kucing RT. 08, tepatnya ketika mereka sudah tidak menyusu kepada ibu-ibu mereka, saat mereka berumur sekitar tiga bulan. Saat ini umur mereka berdua sekitar 3 tahun dan mereka bukanlah kucing yang berpengaruh di lingkungan RT. 17, tempat mereka hidup saat ini. Keduanya mempunyai hobi yang sama, nongkrong di atas atap rumah pak Karna.

Rumah pak Karna terletak di jajaran tengah gang RT. 17 dengan bentuk pada umumnya rumah berukuran 72 meter persegi dan berdiri dengan dua lantai. Rumah pak Karna sudah tidak memiliki halaman tanah, karena semua luasan tanahnya sudah diubah dalam bentuk bangunan. Depan rumah sudah dibangun teras rumah dengan lantai granit yang merangkap sebagai garasi mobil. Ciri khas dari rumah pak Karna adalah balkon lantai dua yang berbentuk lengkung dengan hiasan beberapa tanaman hias beserta kursi dan meja kayu jati.

Malam tanggal lima belas kalender bulan, tidak hanya anak-anak yang bermain dan memeriahkan suasana malam, melainkan kucing-kucing perumahan pun ikut juga meramaikan malam yang bisa dibilang lebih terang dari malam-malam lainnya. Suara riuh anak-anak bercampur dengan suara-suara kucing menghasilkan sebuah lagu yang tidak dimengerti oleh telinga siapapun.

            "Lho musibah apa tho?"

            "Biasalah Plon, ini yang kelima kalinya saya mendapat musibah ini."

            Cemplon dan Konyik, tidak ikut meramaikan suasana malam terang itu. Mereka hanya nongkrongdi tempat favorit, meskipun seringkali bahaya menghadang mereka di tempat tersebut. Seringkali Jata, kucing jantan alfa RT. 17 mengusir mereka dari tempat favorit tersebut. Tidak tanggung-tanggung, si Jata seringkali mengejar mereka, bahkan sampai di penghujung perumahan dan pernah sampai perumahan tetangga yang jaraknya terbilang tidak dekat. Jata, kucing jantan berumur hampir sepuluh tahun merupakan penguasa RT. 17 bahkan juga RT-RT sebelahnya. Kucing berambut pendek dengan warna abu-abu gelap, berekor bobtail dan berkepala besar tersebut merupakan kucing kesayangan pak Karna. Meskipun suka kencing sembarangan dan berkelahi di sana-sini, Jata tetap menjadi kesayangan seluruh anggota keluarga pak Karna. Bahkan, pak Karna pernah membuat semacam petisi, bahwa siapa pun yang berani menyakiti Jata akan berurusan dengan beliau.

            Tidak hanya Jata yang menjadi penguasa lingkungan RT. 17, sang pemilik ternyata juga menjadi penguasa RT. 17, pak Karna adalah ketua RT. 17 yang sudah sangat lama menjabat. Dengan jabatan yang diemban pak Karna itulah, warga RT. 17 tidak ada yang berani menyakiti Jata, bahkan beberapa warga tidak berani mengusir Jata ketika kucing jantan tersebut masuk ke rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun