Mohon tunggu...
Serigalapemalas
Serigalapemalas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nihilistik

Penulis pemalas yang nggak suka-suka amat menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Cara Merawat Mental untuk Pengangguran?

17 Juni 2019   10:07 Diperbarui: 17 Juni 2019   10:18 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nathan Cowley from Pexels 

Pasrah pada hidup, berkecimpung dengan lowongan dan disertai rasa depresi, mungkin inilah potret hidup seorang pengangguran. Menjadi penganggur, dengan memiliki segudang waktu luang di usia yang tak lagi muda seakan mengangkat sebuah batu besar sendirian. berat.

Pengangguran manapun di dunia ini pasti akan iri dengan para karyawan yang sering mengeluh soal hari senin. Padahal, dari perspektif penganggur, mereka juga ingin merasakan hari senin sebagaimana seorang karyawan lainnya. Hal ini ibarat jomblo yang ingin merasakan putus cinta dan galau hebat karenanya sedangkan pacar ia pun tak punya. Menyedihkan bukan?

Tapi bagaimana dengan kesehatan mental mereka? selalu merasa tak berguna, Kehilangan rasa percaya diri dan depresi, itu semua tak memiliki selera humor sedikitpun didalamnya. 

Agar tetap waras, sebagai seorang penganggur yang telah menjalani hidup pengangguran selama dua tahun, mengubah mindset dan memotivasi diri sendiri adalah jalan terbaik untuk menangkis serangan ingin bunuh diri maupun perbuatan negatif lainnya.

Peran Mindset

Ingatlah, belum memiliki pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang hina. Kita tak perlu malu dengan status tabu itu. Bahkan, bercengkrama dengan orang banyak serta menjalin komunikasi kembali dengan teman lama akan membuat peluang mendapat pekerjaan semakin terbuka lebar. Hal ini berbanding terbalik dengan anggapan sebagian generasi muda yang menganggap pengangguran itu aib. Dengan begitu, mereka tak pikir panjang untuk menyembunyikan statusnya dan berdiam diri dengan hanya mengandalkan koneksi keluarga.

Kita juga harus yakin, bahwa setiap insan memiliki momen puncak tertentu dalam hidup. Anggaplah, menganggur ini merupakan proses pengalihan hidup agar kita semakin bijak dalam mengelola keuangan pribadi kelak.

Lupakan sejenak instagram

Media sosial, candu, racun dan pusat hiburan nomor satu di era digital. komposisi tersebut memiliki dampak yang cukup signifikan bagi setiap orang. Tak terkecuali pada para pengangguran. Bermain media sosial, instagram khususnya, kita tak mungkin sendirian. ada drama saling follow didalamnya. apalagi dengan teman sebaya maupun kawan lama kita dulu.

Dari situ drama dimulai. Kepo akun mereka, ingin tahu kehidupan pribadi dan ternyata mereka semua dirasa sukses oleh standar pribadi, timbulah rasa iri yang mengikis rasa percaya diri. Kita mulai membandingkan secara tak sadar kehidupan kita dengan mereka. bukannya, lebih baik, bermain instagram terlalu lama malah membuat penggunanya semakin merasa tak berguna. Apalagi teruntuk pengangguran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun