Kalau direnungkan lebih dalam, usaha mandiri bukan cuma soal uang. Ada makna spiritual di baliknya.
Anda sedang belajar untuk berikhtiar, tidak cuma menunggu. Anda sedang melatih sabar ketika hasil tidak langsung terlihat. Anda sedang melatih ikhlas ketika usaha tidak selalu dihargai sesuai harapan. Dan yang paling penting, Anda sedang memegang amanah: memberi manfaat bagi orang lain.
Bayangkan, kalau usaha Anda bisa membuka lapangan kerja, maka Anda bukan cuma mencari rezeki untuk diri sendiri, tapi juga menjadi jalan rezeki bagi orang lain.
Refleksi dari Perspektif Psikologi dan Filsafat
Psikologi mengajarkan kalau manusia butuh merasa bermakna. Tidak cukup cuma punya penghasilan, tapi juga butuh merasa apa yang dilakukan punya arti. Dengan usaha mandiri, Anda bisa merasakan langsung bagaimana kemampuan Anda memberi manfaat.
Filsafat eksistensial pun menyebut kalau manusia sejati adalah yang berani menciptakan jalannya sendiri, bukan cuma mengikuti arus. Memang, jalan itu tidak selalu mudah. Tapi justru di situ letak kebebasan dan keaslian hidup.
Saatnya Berhenti cuma Menunggu
Kalau sampai di sini Anda masih merasa ragu, coba tanyakan pada diri sendiri: mau sampai kapan berdiri di antrian panjang, berharap nama Anda dipanggil?
Mungkin sudah waktunya berhenti cuma menunggu. Mungkin sudah waktunya menggali kemampuan yang selama ini Anda anggap biasa. Mungkin sudah waktunya menjual kemampuan itu di tempat yang tepat, dan membiarkan dunia menilai nilainya.
Dan siapa tahu, dari langkah kecil itu, Anda bukan cuma menemukan rezeki, tapi juga menemukan makna.
Jadi, kalau lowongan kerja penuh saingan, apakah Anda siap membuat jalan sendiri?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI