Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Enam Tip Penggunaan Komunikasi Asertif yang Efektif

22 September 2021   11:02 Diperbarui: 27 September 2021   12:52 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi asertif adalah kemampuan mengekspresikan ide dan perasaan secara terbuka, jujur, dan langsung (sumber foto: Michael Gehlert from Pixabay)

Nah, yang jadi masalah, orang seringkali mengacaukan arti asertif dengan agresi, karena sama-sama melibatkan membela diri sendiri. Tapi sebenarnya, keduanya punya arti yang sangat berbeda.

Apa perbedaannya?

Perbedaan antara agresi dan asertif

Agresi:

  • Memaksakan kebutuhan atau pendapat kamu pada orang lain.
  • Sering melibatkan intimidasi atau mendorong orang lain.
  • Cuma kebutuhan kamu yang penting.
  • Ngga ada kompromi.
  • Merusak hubungan.
  • Bisa melibatkan teriakan atau agresi fisik.
  • Merusak harga diri.

Asertif:

  • Mengekspresikan kebutuhan kamu dengan jelas, tapi dengan hormat.
  • Orang lain diperlakukan dengan hormat.
  • Mempertimbangkan kebutuhan orang lain dan juga kebutuhan kamu.
  • Sering berkompromi.
  • Memperkuat hubungan.
  • Menggunakan bahasa yang jelas untuk menyampaikan maksud.
  • Membangun harga diri.

Ayo kita lihat contohnya. Yang sering terjadi saja sama kehidupan kita sehari-hari.

Misalnya, kamu sedang mengantre di bank. Tiba-tiba ada orang lain menyelak di depan kamu.

Kalau kamu menggunakan tanggapan agresif, kamu akna memegang bahu mereka dan berkata dengan keras, "Hei! Apa yang membuat kamu merasa begitu penting sampai kamu ngga perlu mengantri seperti yang lainnya?"

Dalam jangka pendek, itu mungkin bisa membuat kamu merasa lebih baik. Tapi, kamu mungkin juga akan menghabiskan sisa waktu di situ dengan perasaan kesal tentang interaksi tersebut.

Yang lebih parah, kalau orang itu balik meneriaki kamu. Situasinya jadi lebih buruk. Dan kamu benar-benar akan berada dalam suasana hati yang jauh lebih buruk. Betul kan?

Komunikasi agresif bisa berakibat jauh lebih buruk (sumber foto: Michael Schller from Pixabay)
Komunikasi agresif bisa berakibat jauh lebih buruk (sumber foto: Michael Schller from Pixabay)

Nah, bagaimana dengan respons yang asertif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun