Semakin dekat anda dengan seseorang, semakin besar juga kemungkinan anda terpapar oleh pemikiran mereka. Walaupun, anda dan mereka ngga saling berbagi pemikiran dengan disengaja.
Sebaliknya, semakin jauh sebuah pemikiran dari posisi spektrum anda, semakin mungkin juga untuk anda menolak pemikiran tersebut.
Kalau kita sudah berhubungan dengan pemikiran seseorang, akan sangat sulit untuk melompat secara langsung dari satu sisi ke sisi yang lain.
Anda ngga bisa membuat seseorang melompati spektrum tersebut. Anda harus membuat mereka meluncur melewatinya. Satu demi satu.
Pemikiran yang berbeda adalah sebuah ancaman
Sadar ngga, kalau pemikiran-pemikiran yang berbeda dari pemikiran anda saat ini terasa seperti sebuah ancaman?
Terus bagaimana kalau anda harus menyampaikan sebuah pemikiran yang berbeda dari orang lain?
Cara terbaik menyampaikan pemikiran yang "mengancam" adalah lewat media yang ngga mengancam.
Makanya, buku seringkali jadi alat untuk mengubah pemikiran seseorang dibandingkan lewat percakapan atau debat secara langsung.
Dalam sebuah percakapan, orang cenderung akan memperhatikan status dan penampilan mereka. Mereka harus menyelamatkan muka mereka dan ngga akan mau terlihat bodoh di depan orang lain.
Saat mereka dihadapkan pada fakta yang ngga menyenangkan untuk mereka, biasanya mereka malah akan semakin ngotot mempertahankan posisi mereka daripada mengakui kesalahan mereka di depan umum.