Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenali 5 Kebiasaan "Baik" yang Berakibat Buruk bagi Anda

11 Maret 2021   10:00 Diperbarui: 14 Maret 2021   17:08 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngga ada yang namanya sempurna. Percuma anda mengejarnya. (Sumber foto: Jonathan Hoxmark on Unsplash)

Anda punya kebiasaan? Baik atau buruk? Kebanyakan orang, atau malah semuanya, pasti punya kebiasaan yang terbentuk sejak lama dan dilakukan terus menerus. Dan namanya kebiasaan, pastinya akan sulit untuk diubah.

Kalau kebiasaan baik sih, ngga apa-apa dipelihara. Tapi kalau yang buruk, sudah pasti harus diubah.

Masalahnya, beberapa kebiasaan ternyata terlihat baik tapi sebenarnya berakibat buruk untuk anda. Nah loh?

Ini yang bahaya. Kalau anda ngga sadar bahwa itu adalah kebiasaan buruk, anda jadi ngga punya rencana untuk mengubahnya. Padahal, kalau kebiasaan seperti ini dibiarkan begitu saja, bisa menimbulkan masalah kesehatan mental untuk anda di kemudian hari.

Apa saja sih kebiasaan-kebiasaan itu?

Bekerja terlalu keras

Ada penelitian yang mengatakan kalau workaholic itu ternyata punya karakteristik yang sama dengan kecanduan alkohol atau narkoba.

Bedanya, workaholic terkesan lebih bagus. Ya kan?

Orang yang terlihat sibuk bekerja keras setiap hari terlihat keren kan?

Memang, bekerja keras itu seringkali diidentikkan dengan pencapaian sukses yang lebih cepat.

Tapi sayang, ada bahaya tersendiri yang sebenarnya mengintai orang-orang yang bekerja dalam jam kerja yang panjang ini. Mulai dari masalah gangguan tidur, kecemasan, atau masalah mental lainnya yang bisa saja muncul kalau anda tetap membiarkan kebiasaan yang satu ini.

Dan lucunya, bekerja dalam jam kerja normal seringkali sama produktifnya dengan bekerja dalam jam kerja yang panjang asalkan anda tahu bagaimana strategi bekerja yang tepat. Jadi buat apa bekerja sampai melebihi jam kerja normal kalau hasilnya sama saja kan?

Anda bisa mengalokasikan waktu tertentu bebas dari gangguan untuk bekerja atau membuat skala prioritas, misanya.

Dengan begitu, anda lebih bisa menyeimbangkan waktu kerja dan pribadi anda.

Mengejar kesempurnaan

Satu pertanyaan untuk anda. Apakah anda saat ini punya tujuan atau rencana yang belum juga anda jalankan karena takut gagal atau berbuat kesalahan?

Anda ingin semua sempurna. Ngga ingin ada kurang sedikit pun. Dan gara-gara itu, anda jadi ngga pernah memulai karena memang ngga ada tuh yang namanya waktu atau keadaan yang sempurna untuk memulai.

Siapa sih yang sempurna di dunia ini?

Perfeksionis itu ngga bagus dalam berbagai aspek kehidupan.

Perfeksionis ngga sama dengan mendorong diri anda untuk melakukan yang terbaik. Menjadi yang terbaik. Sebaliknya, perfeksionis itu sebenarnya malah jadi seperti tempat anda bersembunyi dari kegagalan, kesalahan, atau pun rasa bersalah yang mungkin akan menimpa anda.

"Ah, saya belum bisa menjalankan rencana ini. Waktunya belum tepat.", begitu kata anda. Padahal? Anda hanya takut gagal. Dan anda bersembunyi di belakang kesempurnaan. Betul kan?

Menghindari konflik

Kapan terakhir kali anda diam saja saat sedang diperlakukan buruk oleh orang lain? Ingat bagaimana rasanya? Apa yang membuat anda diam saja? Untuk menghindari konflik?

Menghindari konflik sekilas memang terlihat baik. Menjaga semuanya tetap harmonis. Tetap damai. Siapa sih yang ngga suka kedamaian dan keharmonisan?

Tapi, kalau untuk menghindari konflik tersebut membuat anda harus menekan emosi yang sebenarnya anda rasakan, emosi tersebut malah akan muncul dalam bentuk lain. Riset mengatakan kalau anda menutupi atau menekan emosi yang anda rasakan, akhirnya bisa berujung pada perasaan kesepian bahkan depresi.

Saat anda menghindari konflik, yang sebenarnya sedang anda rasakan adalah merasa takut akan penolakan. Atau, merasa takut orang jadi ngga senang dengan anda. Marah pada anda.

Berlaku jujur, bahkan pada saat ada potensi kejujuran itu akan melahirkan konflik, seringkali adalah hal terbaik yang harus anda lakukan.

Selalu bilang "ya"

Apakah anda termasuk orang yang selalu bilang "ya" bahkan saat anda merasa ngga nyaman dengan itu?

Beberapa orang terbiasa melakukan ini.

Memang sih, menolong teman itu baik. Tapi bukan berarti mengiyakan segala permintaannya juga kan? Apalagi kalau cuma untuk menjadi disukai mereka saja.

Kalau anda termasuk orang yang selalu berusaha untuk menyenangkan semua orang, bisa jadi itu sebenarnya berasal dari kurangnya rasa percaya diri anda.

Selalu mengiyakan apa kata orang lain bisa berakibat buruk bagi anda. (Sumber foto: Luis Villasmil on Unsplash)
Selalu mengiyakan apa kata orang lain bisa berakibat buruk bagi anda. (Sumber foto: Luis Villasmil on Unsplash)

Dan sifat itu bisa saja disalahgunakan oleh orang lain loh.

Kenyataannya, anda ngga akan pernah bisa membuat semua orang suka pada anda. Anda harus terima itu.

Dan kalau memang pada akhirnya ada orang yang ngga suka pada anda dan mereka menjauhi anda, biarkan saja. Yang paling penting adalah anda menghargai diri anda sendiri dan anda sedang ngga berbuat salah.

Selalu bersikap positif

Sebagian orang selalu tersenyum bahkan saat sedang menghadapi situasi sulit sekalipun. Jangan-jangan anda termasuk?

Apakah anda selalu menutupi emosi yang sebenarnya sedang anda rasakan sambil berharap emosi ngga enak itu pergi?

Masalahnya, menekan emosi yang anda rasakan, baik itu amarah, kesedihan, atau frustrasi, bisa mengakibatkan stres pada tubuh anda.

Kondisi tersebut bisa mempengaruhi daya ingat anda, menimbulkan kecemasan, dan gangguan kepercayaan diri.

Kadang memang perlu sih untuk menahan emosi. Tapi, terlepas dari itu, andalah yang paling tahu siapa diri anda. Andalah yang paling tahu kapan waktunya membiarkan diri anda merasakan emosi tersebut dan kapan harus menahannya.

Dan anda beruntung kalau ada orang yang mau mendengarkan emosi anda. Entah itu teman, keluarga, atau mungkin terapis?

Menulis jurnal juga bisa membantu anda untuk menyalurkan emosi anda. Untuk melepaskan emosi anda tanpa merusak diri anda.

Kesimpulan

Mengubah kebiasaan itu ngga pernah gampang. Namanya juga kebiasaan. Pasti sudah anda lakukan sejak lama dan berulang-ulang.

Yang penting bagi anda, anda harus mengenali apakah kebiasaan anda itu baik atau buruk. Atau, apakah kebiasaan itu hanya sekedar terlihat "baik" tapi sebenarnya buruk seperti yang saya sampaikan di atas?

Tapi, apapun kebiasaan buruk anda, kalau anda berhasil membuat kebiasaan baru yang baik, sedikit demi sedikit kebiasaan buruk anda yang lama akan tergerus. Hidup anda pun akan terasa lebih ringan.

Ya, mungkin perubahan itu ngga akan datang dalam hitungan hari atau bahkan minggu. Mungkin hitungannya bulan atau malah tahunan. Tapi kalau anda konsisten, perubahan tersebut akan datang pada akhirnya. Dan itu yang harus anda yakini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun