Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Cara Memaafkan dan Kembali Menjalani Kehidupan yang Bahagia?

10 Maret 2020   06:00 Diperbarui: 10 Maret 2020   06:56 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenapa sepertinya sangat sulit untuk memaafkan. (sumber: pixabay.com)

Berikut adalah beberapa langkah mudah yang dapat kamu ambil untuk memulai "perjalanan memaafkan" kamu:

1. Terhubung dengan emosi kamu

Hormati di mana kamu berada pada saat ini, tanpa penghakiman.

Bersikaplah lembut terhadap diri sendiri dan rasakan apapun perasaan yang muncul.

Rasakan saja, tanpa menyalahkan siapa pun.

Kamu bisa menuliskan pikiran dan perasaan kamu di selembar kertas, sehingga kamu bisa mengerti apa yang sebenarnya kamu rasakan.

Selanjutnya, tanyakan pada diri sendiri apa yang bisa kamu lakukan untuk menemukan jalan keluar dan cara mengatasi emosi-emosi itu: bisa jalan-jalan, menghabiskan waktu di alam, melakukan sesuatu yang kreatif (melukis, menggambar, mewarnai, bernyanyi, bermain musik, dll), menulis Surat Memaafkan, mendapatkan bantuan dari seorang konselor atau coach.

2. Lepaskan masa lalu

Lepaskan masa lalu. (sumber: pixabay.com)
Lepaskan masa lalu. (sumber: pixabay.com)

Untuk bisa bergerak maju dalam kehidupan kamu, salah satu hal paling utama yang harus kamu lakukan adalah melepaskan masa lalu dan hidup di saat ini.

Kamu sering membawa masa lalu bersama kamu --- dan jika kamu ngga menyadarinya, masa lalu itu akan membebani kamu, dan kamu akan merasa terjebak.

Tanpa mencoba untuk melepasnya perlahan-lahan, kamu sama saja menyimpan bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu.

Itu akan mengaburkan visi kamu, dan membuat sulit untuk melihat langkah selanjutnya menuju kehidupan yang lebih bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun