Alasan lain kenapa memaafkan begitu sulit adalah karena kamu menganggap bahwa memaafkan itu sama dengan mengkhianati diri sendiri dengan membiarkan orang yang berbuat salah lolos.
Atau, kamu takut, dengan memaafkan, kamu membuat diri kamu rentan untuk terluka lagi.
Rasa sakit dan terluka bisa meninggalkan sakit, dendam, dan amarah selama bertahun-tahun.
Kamu merasa menjadi korban dari apa yang orang lain lakukan pada kamu. Dan pada saat merasa seperti itulah kamu akan semakin rugi.
Kamu akan terpenjara dalam penjara emosi yang penuh dengan luka. Pertanyaannya, bagaimana kamu bisa hidup bahagia di tempat seperti itu?
Pentingnya belajar untuk memaafkan
Ada penelitian medis yang menunjukkan hubungan antara memaafkan dan kesehatan.
Karen Swartz, seorang psikiater dari Johns Hopkins Medicine berbagi bahwa "Ada beban fisik yang sangat besar untuk terluka dan kecewa".
Dia juga menyatakan bahwa kemarahan kronis membuat kamu dalam mode fight or fligth, yang menghasilkan banyak perubahan dalam detak jantung, tekanan darah dan respons kekebalan tubuh.
Perubahan-perubahan itu, kemudian, meningkatkan resiko depresi, penyakit jantung dan diabetes, selain kondisi-kondisi lainnya.
Yang harus kamu catat, memaafkan dapat menghasilkan tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah, lebih sedikit depresi, hubungan yang lebih sehat dan lebih dekat, jantung yang lebih sehat, tingkat tekanan darah yang lebih rendah, tingkat nyeri fisik yang lebih rendah, tidur yang lebih baik, fungsi sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, dan banyak lagi.
Sangat sederhana, dengan memaafkan, kamu bisa sembuh dari dalam ke luar!