Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Perjuangan "Menyelamatkan Muka" 2 Tim Pesakitan

26 Mei 2018   06:08 Diperbarui: 26 Mei 2018   09:04 1853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya dalam beberapa tahun belakang, mereka mulai kehabisan oli. Terakhir kali The Reds mengangkat tropy mayor yaitu saat mereka berhasil mengalahkan AC Milan di final Liga Champions tahun 2005.

Cara mereka menjadi klub dengan tradisi juara yaitu dengan membeli beberapa pemain. Sayang, setelah era keemasan mereka pada medio 80-an, kebijakan transfer Liverpool tak secemerlang biasanya.

Mereka terlihat hanya membeli pemain-pemain untuk "mengisi kekosongan". Tak ada semangat merengkuh gelar seperti sedia kala. Kedatangan Steven Gerrard menjadi angin sorga pada tahun 1998.

Pria berposisi sebagai gelandang tersebut berhasil membawa gairah Liverpool menjadi klub yang patut diperhitungkan sebagai penanantang gelar. Tahun 2001 menjadi tahun terbaik mereka setelah terperosok dan memenangkan banyak gelar dalam semusim yakni Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield dan Piala Super UEFA.

Walau taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik milik Gerard Houllier terbukti mampu menghadirkan banyak gelar, lama kelamaan taktik ini sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004, Houllier digantikan oleh Rafael Benitez. Kehadiran pria asal Spanyol ini akhirnya mampu merebut titel Liga Champions untuk kali kelima pada tahun pertamanya menahkodai Gerrard dan kolega.

Namun dengan latar belakang dukungan, tradisi juara yang telah terpupuk, keangkeran Anfield Staduim, dan pelatih "roker" pada sosok Jorgen Kloop, tahun ini The Reds memupuk asa menjadi yang terbaik di Eropa. Mereka selangkah lagi mampu mengangkat titel Liga Champions 2018 jika sukses menjungkalkan Real Madrid di final nanti.

Ada sebuah anekdot di Inggris tentang sebuah tim olahraga yang gagal meraih prestasi padahal kemenangan sudah ada di depan mata dengan sebutan Devon Loch. Ia adalah nama kuda balap milik Ibu Suri Elizabeth yang roboh saat balapan kuda tahun 1956. Padahal kuda sang ratu memimpin pada pertandingan waktu itu dan garis finish telah terlihat. Sejak saat itu namanya diabadikan sebagai kiasan seseorang atau sebuah tim olahraga yang gagal padahal kemenangan ada di depan mata.

Meskipun Real Madrid babak belur di liga domestik, mereka membawa semangat sebagai klub pertama yang mampu menjuarai Liga Champions 3 kali beruntun. Semangat mempertahankan gelar tersebut jelas menjadi lecutan semangat anak asuh Zidan selain menyelamatkan muka Madrid yang tercoreng musim ini. Menariknya, Liverpool merupakan kesebelasan terakhir yang mampu mengalahkan Madrid di final Liga Champions.

Tentu, kemenangan Liverpool menjadi harapan besar para penggila bola agar Madrid tak mampu menjadi tim pertama yang bisa memenangkan titel Liga Champions 3 kali beruntun. Dan sudah pasti, Barcelona mengharapkan hal serupa agar rival terberat mereka di liga domestik "tidak berisik" dalam persiapan menghadapi musim depan.

Jadi, perjuangan siapakah yang lebih hebat? Misi membusungkan dada ala Madrid atau perjuangan Liverpool menuntaskan dahaga gelar mayornya selama 13 tahun? Semuanya akan terjawab ketika wasit Milorad Mazic meniupkan peluit akhir di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Sabtu (26/5) dini hari nanti.

D.A
Palmerah, 26 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun