Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Harus Menggunakan Sistem Otoriter!

27 September 2016   14:01 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 3655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
donipengalaman9.wordpress.com

Bagaimana zaman dahulu ketika angka melek huruf masih 30%? Indonesia pasti bakal terpecah belah akibat hasutan berbagai pihak yang tak suka dengan tokoh pemimpin maupun ideologi Pancasila yang dianut Indonesia.

Boleh disimpulkan, walaupun bukan yang terbaik tetapi sistem otoriter yang dianut pada waktu itu adalah tepat jika dipergunakan untuk menstabilkan kondisi Indonesia yang fluktuatif. Tetapi sistem ini tidak baik jika digunakan saat ini.

Kehancuran sistem otoriter ketika kedua Presiden berkuasa tidak terjadi karena kondisi dalam negeri saja. Soekarno jatuh tat kala banyak pihak mencampuri urusan Indonesia.

Paham komunias (Uni Soviet) dan komunis (Tiongkok) terpecah, membuat keduanya berlomba mematenkan model komunis di Indonesia. Apa lagi banyak tokoh Indonesia yang dekat dengan paham kedua negara.

Amerika melalui CIA mencoba mengganti arah politik Indonesia yang waktu itu berhaluan komunis dengan cara mengambil beberapa tentara untuk di latih di negerinya sekaligus mendoktrin pemikiran para tentara tersebut dengan pahal kapitalis.

mikeportal.blogspot.com
mikeportal.blogspot.com
Padahal rakyat waktu itu sangatlah memuja Soekarno sampai disebut "putra sang fajar". Soekarno bak raja dan selalu di puja serta di runggu kehadirannya. Namun lama kelamaan akibat dua paham yang berseteru serta kebijakan yang tidak terlalu memperhatikan pertumbuhan ekonomi rakyat mulai tidak simpatik lagi.

Momentum itu di manfaatkan oleh kedua paham tadi untuk merusak keadaan "Macan Asia", sebutan Indonesia pada saat itu. Kemunculan G30S yang sarat kontroversi saat itu sangat tepat sehingga politik Indonesia goyah dan rezim Soekarno jatuh.

Setali tiga uang dengan Soekarno, era Soeharto rakyat merasa ngeri  dengan tangan besinya Soeharto sehingga tidak ada yang berani merusak hegemoni orde baru secara masif. Jatuhnya rezim Soeharto lebih pada krisis monetr karena kesalahan pemerintah yang tidak bisa memprediksi krisis moneter di kemudian hari serta terlalu bergantung pada modal asing.

Jika boleh menarik kesimpulan, sistem otoriter waktu itu memiliki nilai penting dalam perkembangan Indonesia yang memiliki SDM kurang mempuni dalam menjalankan roda ekonomi. Masyarakat sendiri tidak akan berani melakukan demonstrasi waktu itu jika tidak ada satu gerakan atau intervensi dari negara lain.

Dengan satu kepala di gerbong pembangunan, arah pembangunan suatu bangsa akan jelas menuju satu titik. Berbicara tentang orde lama pembangunan itu di implementasikan  dengan berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri, sehingga di Indonesia pada waktu itu sangat sedikit modal asing yang masuk.

Pada era Soeharto pembangunan Indonesia terlihat dari banyaknya investor asing berani menanamkan modal di Indonesia. sektor pertanian Indonesia di genjot sehingga Indonesia berhasil berswasembada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun