Gambar: Screenshoot [07.25, 03.25 , 02.27, 04.55]
Sumber [Youtube - Dokumenter Lahan Sejuta Harapan]
Dibeberapa part menggunakan set perkebunan dengan property yang sangat mendukung, seperti property batang pohon rumbia, kapak, bambu, tali tambang untuk melakukan proses penebangan, juga set yang dipakai di teras rumah, tempat produksi sagu, dan rumah warga. Property yang digunakan berupa kayu-kayuan yang akan dileburkan, dan pigura berisi foto-foto sejarah yang dipajang di dinding rumah. Set dan propert yang dirangkai didalam film tersebur adalah berbentuk insert (diluar wawancara) sebagai bentuk dokumen pendukung cerita, juga penguat aktivitas yang dilakukan subjek dalam menyampaikan informasi sehingga kedekatan antara penonton dan subjek menjadi lebih dekat.
 LightingÂ
Gambar: Screenshoot [00.55, 00.15,]
Sumber : [Youtube - Dokumenter Lahan Sejuta Harapan]
Gambar: Screenshoot [00.55, 00.15,]
Sumber : [Youtube - Dokumenter Lahan Sejuta Harapan]
Sepanjang film, sebagian besar film konsep Lighting selalu menggunakan Natural Light, karena sebagian besar set yang digunakan adalah 'Outdoor' dengan menampilkan cahaya alami dari matahari. Namun pada peristiwa kebakaran di dalam film sebagai dokumentasi kejadian, sangat tepat dalam hal pemilihan waktu, yaitu di sore hari dengan mood warna cenderung orange supaya menampilkan kesan sesuatu yang berbahaya dan menakutkan dengan balutan asap tebal. Terdapat 1 part awal yang menampilkan lighting dengan komposisi siluet, untuk memberikan kesan bahwa petani melakukan kegiatan taninya sejak fajar tiba, hal itu menguatkan subjek karena terlihat sangat bekerja keras dalam pekerjaannya.
Music
Gambar: Screenshoot [05.39]
Sumber : [Youtube - Dokumenter Lahan Sejuta Harapan]
Musik sebagai sisi seni aural yang dipilih adalah berbentuk instrument dengan tempo - tempo yang lambat, sehingga penuturannya mengikuti bagaimana visual tersebut bergerak, konsep musik yang dipakai selalu melody - melody dengan mood sedih supaya isu yang terjadi bisa penonton rasakan juga. Pemilihan suara - suara yang masuk pun cukup baik di koordinasi, karena sesuai dengan porsi yang dibutuhkan, seperti tidak semua kegiatan perlu masuk suaranya, atau beberapa kegiatan seperti di perahu, mesin perahu tersebut di tampilkan suaranya.