Bila wartawan (baca: media) adalah pilar lain dari demokrasi, maka Tempo dengan bersemangat sedang medegradasi kepilaran itu. Hanya untuk membenarkan opini yang disampaikan dalam sebuah edisi dengan singnifikansi yang belum jelas untuk kemaslahatan kehidupan bersama.
Tetapi begitulah. Rebutan rendang di resepsi dan pemilihan cover Tempo sama sembrononya. Dilupakan bahwa pada era media sosial situasinya sudah berbeda.
Tempo perlu merekonstruksi pola etis dalam penyampaian gagasan dan mencari untung dalam berusaha. Terlebih Tempo diisi oleh orang-orang yang secara edukasi baik. Dan secara intelegensi mumpuni.
Menyuplik secara berbeda dari almarhum Pak Habibie: tanpa cinta, intelegensi dapat menjadi tidak bermakna.
| Kalasan | 17 September 2019 | 08.04 |