Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Daun Jati Kering

15 September 2018   16:21 Diperbarui: 15 September 2018   16:51 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Catatan untuk Na (270)

*Catatan untuk Na (270)

Angin selatan nampaknya lebih kerap bertiup
Di antara hawa kemarau yang semakin kering

Aku tadi melintas lebih ke timur sebelum tempat yang sebenarnya ingin lebih kulintasi di sisi yang lebih ke barat

Mendekati gunung tua dengan batu-batu yang menjulang
Pucuk-pucuk pohon jati terlihat lebih meranggas setelah menjatuhgugurkan daun

Setelah beberapa belokan ke arah Sokoliman, jalan menjadi lebih datar

Aku melewati ruang belakang di mana air minum dijerang di udara terbuka
Lalu melewati halaman belakang berpembatas bambu yang dianyam dengan motif persegi dan mendekati pohon-pohon jati

Selalu ada yang terasa dekat ketika di antara pohon-pohon jati

Merupa langkah-langkah jenjang dari kaki yang mendekatayunkan juntai
Dan membawa segenggam harapan yang lama ditunggu sebelum diterbangkan angin dalam waktu yang lebih cepat

Adakah hal yang dapat kita bicarakan? Katamu dalam gelak yang tertahan

Mungkin tidak ada, ya. Rasanya begitu
Tidak banyak hal yang layak untuk diulangbicarakan

Seperti pohon jati, menggugurkan daun dan mengelupasbarui kulit selalu lebih penting dilakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun