Mohon tunggu...
Diar Ronayu
Diar Ronayu Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger dan Youtuber

Video creator di Channel YouTube Mama Unakira, sesekali menulis di unakira.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kerokan, Tradisi Kuno yang Selalu Melekat Manis di Hati

25 November 2017   11:31 Diperbarui: 25 November 2017   18:58 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pacificcollege.edu

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa penyebab pegal - pegal masuk angin dikarenakan peredaran darah yang yang tidak lancar dan kurangnya suplai oksigen ke otot. Kerokan, dengan menggesek - gesekkan koin ke kulit akan melebarkan pembuluh darah yang sempit tadi, sehingga aliran darah lebih lancar. Karena digesek berulang - ulang, timbulah guratan - guratan merah yang istilah kerennya disebut inflamasi. Gerakan kerokan yang berulang - ulang juga mengikuti hukum fisika, yaitu menghasilkan energi, sehingga tubuh menjadi lebih hangat dan nyaman setelah kerokan.

Kerokan yang efektif dilakukan di area punggung, karena disinilah letak pusat syaraf terpadu dengan pembuluh darah yang paling panjang dan menyebar kemana-mana. Kerokan di punggung dimulai dari pangkal leher menyamping ke arah tepi mengikuti bentuk tulang belakang. Gesek berulang - ulang dan searah  pada tempat yang sama hingga keluar guratan merah. Tekanan gesekan yang dilakukan juga tidak perlu terlalu keras ataupun terlalu pelan, disesuaikan saja dengan kenyamanan orang yang dikerok.

Pola kerokan / www.muslimahzone.id
Pola kerokan / www.muslimahzone.id
Bagi beberapa orang termasuk saya, masuk angin tanpa kerokan itu ibarat makan nasi tanpa lauk. Nggak nampol alias nggak afdhol. Bahkan bisa dibilang saya sedikit ketagihan oleh efek menenangkan yang ditimbulkan setelah kerokan saat masuk angin. Hal tersebut ternyata ada penjelasannya. Kerokan ternyata memicu peningkatan beta endorphin yang menimbulkan efek menenangkan serta mengurangi rasa sakit. Beta endorphin diatur oleh jaringan endotel yang terletak di bagian terdalam pembuluh darah. Gesekan berulang - ulang pada kerokan mampu mencapai jaringan tersebut sehingga produksi beta endorphin meningkat. Jadi tak heran, setelah dikerok badan menjadi lebih rileks, enteng, tidur juga lebih nyenyak.

Selanjutnya, kerokan selalu melibatkan 2 orang yang berkerabat atau akrab. Dalam prosesnya, pasti akan ada interaksi antara 2 orang tersebut. Sentuhan ibu ke anak, pijatan suami ke istri, curhat anak ke ibu, dan lainnya. Unsur kasih sayang pun akhirnya turut terlibat dalam proses kerokan. Sehingga tanpa disadari, kerokan pun memberikan efek psikoterapi bagi penderita masuk angin, yang secara tidak langsung menenangkan hati dan pikiran. Hati dan pikiran yang tenang, tentunya akan berpengaruh positif dalam proses penyembuhan penyakit, dalam hal ini masuk angin tentunya.

Namun, nyatanya tidak semua orang suka dikerok saat masuk angin, seperti suami dan adik saya. Sungguh sangat disayangkan, mengingat metode pengobatan yang murah meriah ini sebetulnya cukup efektif. Bagi suami, kerokan hanya membuatnya geli, sehingga metode tersebut tidak cocok untuknya. Sebagian yang lain ada juga yang tidak menyukai kerokan karena termakan mitos yang banyak berkembang di masyarakat. 

Ada yang mengatakan bahwa kerokan akan membuat kulit menipis. Ada juga yang mengatakan bahwa sering kerokan akan membuat pori - pori kulit membesar, sehingga makin gampang masuk angin, virus dan bakteri pun jadi lebih mudah masuk sehingga tubuh jadi rentan terkena penyakit. Saya pun sebenarnya hampir jadi korban mitos kerokan. Namun setelah dipikir - pikir, bertahun - tahun kerokan kulit punggung saya masih tebel aja tuh, dan pori - pori kulit juga nggak tambah lebar. Jadi, bagi saya mitos tersebut tidak benar. Kalaupun ada mitos - mitos yang lainnya, saya sudah tidak peduli dan akan tetap setia dengan kerokan saat masuk angin. Dan tentunya, saya pun akan meneruskan tradisi ini kepada kedua anak balita saya saat mereka sudah beranjak dewasa nanti.

Hingga kini, saya masih mempertahankan kerokan sebagai jurus ampuh ketika masuk angin. BalsemLang dan uang 100 perak jadul ukuran besar selalu jadi andalan untuk menjalankan misi ini, dan setia menangkring di sudut kotak P3K. Tidak hanya untuk kerokan, BalsemLang sendiri juga berkhasiat untuk meredakan flu dan pilek, mengobati gigitan nyamuk dan serangga, juga meredakan sakit kepala. Karena manfaatnya yang beragam, BalsemLang pun wajib ada di dalam kotak P3K.

Balsem Lang/ www.twitter.com
Balsem Lang/ www.twitter.com
Kerokan merupakan tradisi kuno yang sudah teruji kelestariannya. Keberadaannya sudah ada sejak jaman raja - raja terdahulu. Meskipun berbeda media, tapi metodenya tetap sama. Melewati berbagai masa dan cerita, tidak hanya disini tapi juga di berbagai negara, tradisi kerokan nyatanya terus bertahan. Jadi meskipun jaman terus berganti dan ilmu kedokteran semakin mumpuni, saya percaya warisan leluhur ini akan terus lestari dan akan selalu menemukan tempatnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun