Di tengah upaya membangun sistem pendidikan nasional yang berkualitas dan inklusif, Indonesia masih menghadapi tantangan serius di bidang moral dan karakter anak. Pendidikan yang bermutu seharusnya tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga harus mencakup pembentukan karakter yang kuat, beretika, dan berkepribadian luhur.
Sayangnya, berbagai kasus seperti perundungan, kekerasan di sekolah, penyalahgunaan teknologi, hingga perilaku tidak hormat terhadap guru dan orang tua terus bermunculan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter belum sepenuhnya menjadi bagian integral dari sistem pendidikan kita.
Kini saatnya kita menyadari bahwa pendidikan bermutu tidak bisa hanya dibebankan pada sekolah dan lembaga formal. Keluarga memiliki peran sentral sebagai fondasi utama dalam mendukung anak meraih pendidikan berkualitas---baik dari sisi pengetahuan, moral, maupun kepribadian.
Pendidikan Karakter: Pilar dalam Pendidikan Berkualitas
Pendidikan bermutu bukan hanya soal kurikulum, fasilitas, atau teknologi modern. Pendidikan yang sejati adalah yang mampu membentuk manusia seutuhnya: berpikir kritis, berakhlak mulia, mampu bekerja sama, dan tangguh menghadapi tantangan zaman. Karakter seperti ini tidak dapat sepenuhnya ditanamkan hanya melalui pelajaran di kelas.
Justru karakter terbentuk sejak anak berada dalam lingkungan terdekatnya---keluarga. Di sinilah pentingnya kesadaran bahwa membangun pendidikan bermutu untuk semua dimulai dari rumah masing-masing.
Andai setiap keluarga memiliki kepedulian, sesederhana apapun pendidikan karakter yang ditanamkan, kalau dilakukan dengan tulus maka lingkungan terkecil ini sejatinya telah memberikan peran besar bagi bangsa. Selain itu, orangtua pun telah menyumbang sesuatu yang berarti, sebagai aspirasi pendidikan bermutu untuk semua.
Keluarga: Sekolah Pertama dan Terpenting bagi Anak
Ada kekeliruan yang sering terjadi di masyarakat yaitu menganggap sekolah sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Banyak orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak ke sekolah, seolah peran mereka selesai begitu anak berangkat di pagi hari dan pulang di sore hari.
Padahal pemegang peran utama dalam pendidikan anak adalah orang tuanya. Mereka adalah penuntun (guru) pertama bahkan sejak sebelum anak-anak dilahirkan ke dunia. Orang tua selayaknya sudah memberikan teladan sikap yang terpuji.
Sementara itu, guru-guru di sekolah justru berharap bahwa anak-anak yang datang sudah mendapatkan dasar karakter, etika, dan kebiasaan baik dari rumah. Ketika kedua pihak saling menunggu dan mengandalkan, pendidikan karakter anak menjadi tidak utuh. Lantas apa jadinya jika semua pihak hanya saling mengandalkan?
Pendidikan yang berkualitas hanya akan tercapai jika ada kolaborasi erat antara sekolah dan keluarga.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakter dan Mutu Pendidikan Anak
1. Lingkungan Sosial
Anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Jika lingkungannya kondusif, mendukung, dan penuh nilai positif, anak akan menyerap nilai-nilai baik dengan mudah.
2. Teman Sebaya
Teman adalah salah satu sumber belajar sosial. Pengawasan dan pengarahan dari orang tua sangat penting agar anak memilih lingkungan pergaulan yang sehat.
3. Gadget dan Media Sosial
Di era digital ini, anak-anak sangat rentan terpapar informasi yang belum tentu sesuai dengan usia dan nilai-nilai luhur. Kontrol dan pendampingan orang tua menjadi sangat penting.
4. Pola Asuh Orang Tua di Rumah
Inilah faktor paling krusial. Pola asuh yang penuh kasih sayang, konsisten, dan memberi keteladanan akan melahirkan pribadi yang kuat dan bijak.
Langkah Nyata Menguatkan Peran Keluarga dalam Pendidikan
Untuk mendukung anak-anak Indonesia meraih pendidikan yang berkualitas, berikut langkah konkret yang bisa dilakukan oleh keluarga:
1. Menjadikan Rumah sebagai Ruang Belajar Utama
Bukan hanya belajar akademik, tapi juga belajar menghargai, bersikap jujur, bertanggung jawab, dan berempati. Rutinitas kecil seperti makan bersama, berdiskusi, dan mendengarkan cerita anak menjadi sangat berarti.
2. Menanamkan Nilai Sejak Dini
Karakter terbentuk sejak usia dini. Orang tua harus mulai dari hal sederhana seperti mengajarkan sopan santun, menepati janji, bersikap adil, ketaatan beribadah dan menghormati orang lain.
3. Â Memberi Teladan yang Konsisten
Anak-anak meniru, bukan hanya mendengar. Maka penting bagi orang tua untuk menunjukkan nilai-nilai yang mereka ingin tanamkan dalam tindakan sehari-hari.
4. Membangun Komunikasi Positif dengan Sekolah
Melibatkan diri dalam kegiatan sekolah, diskusi dengan guru, dan mendukung program pendidikan karakter di sekolah. Ini akan memperkuat sinergi antara rumah dan sekolah.
5. Menguatkan Kesadaran Kolektif sebagai Orang Tua Bangsa
Mendidik anak bukan hanya untuk keluarganya sendiri, tapi untuk masa depan bangsa. Jika setiap orang tua mendidik dengan kesadaran ini, maka kita akan melahirkan generasi unggul secara menyeluruh.
Bersama Mewujudkan Aspirasi Pendidikan Bermutu untuk Semua
Pendidikan bermutu untuk semua adalah cita-cita besar bangsa. Namun untuk mencapainya, kita tidak bisa hanya mengandalkan sistem pendidikan formal. Keluarga adalah mitra utama, bahkan pusat dari pendidikan karakter dan nilai moral yang pertama.
Jika setiap keluarga mengambil peran aktif dan sadar akan tanggung jawabnya, maka kita akan menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara mental, tangguh dalam menghadapi tantangan, dan siap membangun Indonesia yang lebih baik.
Mari bergerak bersama---menguatkan peran keluarga, memperkuat sinergi dengan sekolah, dan memastikan setiap anak Indonesia mendapat pendidikan yang benar-benar berkualitas---baik dari segi ilmu, sikap, mental dan moral.
Dari rumah, kita mulai. Dari keluarga, kita bangun. Untuk Indonesia yang lebih cerdas dan bermartabat
Semoga bermanfaat.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI