Mohon tunggu...
Dia Nofiyanah
Dia Nofiyanah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Universitas Negeri Semarang

Saya merupakan mahasiswa Prodi pendidikan Ekonomi Univesitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Gaya Hidup Konsumtif Sebagai Ancaman Terhadap Stabilitas Finansial Generasi Muda di Era Digital

19 September 2025   22:57 Diperbarui: 19 September 2025   23:17 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visualisasi ancaman perilaku konsumtif generasi muda melalui media sosial dan transaksi online 

Perkembangan teknologi digital telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, terutama generasi muda. Kehadiran media sosial, layanan belanja online, hingga sistem pembayaran digital memang menawarkan berbagai kemudahan. Namun, di balik itu semua, muncul fenomena baru yang perlu diwaspadai: gaya hidup konsumtif. Generasi muda kini semakin rentan terjebak pada pola belanja berlebihan demi status sosial dan tren sesaat, tanpa memperhatikan kondisi finansial jangka panjang.

Fenomena Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif ditandai dengan kebiasaan membeli barang dan jasa tidak berdasarkan kebutuhan, melainkan karena keinginan semata. Hal ini kian marak di kalangan anak muda yang sering mengaitkan kepemilikan barang tertentu dengan gengsi atau pengakuan sosial. Kehidupan sehari-hari banyak didominasi oleh dorongan untuk “tampil sesuai tren”, meski harus mengorbankan stabilitas keuangan pribadi.

Di era digital, perilaku konsumtif semakin diperkuat oleh budaya pamer (show off) di media sosial. Melihat orang lain memamerkan barang mewah, liburan, atau gaya hidup glamor menimbulkan rasa ingin meniru. Akhirnya, banyak anak muda membeli sesuatu bukan karena butuh, tetapi karena takut dianggap ketinggalan zaman.

Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor yang membuat generasi muda cenderung konsumtif, di antaranya:

  • Pengaruh media sosial – Platform digital sering menampilkan standar gaya hidup tertentu yang mendorong anak muda untuk menirunya.
  • Kemudahan layanan digital – Fitur pay later, dompet digital, dan belanja online membuat transaksi semakin cepat dan mudah dilakukan.
  • Budaya hedonisme – Ada kecenderungan untuk mencari kesenangan sesaat dengan mengabaikan perencanaan jangka panjang.
  • Rendahnya literasi keuangan – Minimnya pemahaman tentang cara mengatur keuangan membuat anak muda tidak mampu mengendalikan pengeluaran.

Dampak Gaya Hidup Konsumtif

Fenomena ini tidak bisa dianggap sepele karena berdampak langsung pada kehidupan generasi muda. Beberapa dampak nyata antara lain:

  • Kesulitan menabung – karena pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
  • Terjebak utang konsumtif – akibat penggunaan kartu kredit atau layanan pay later tanpa perhitungan.
  • Krisis finansial pribadi – tidak adanya dana darurat maupun perencanaan keuangan jangka panjang.
  • Tekanan psikologis – stres dan kecemasan muncul ketika gaya hidup tidak sejalan dengan kondisi finansial nyata.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menghambat peluang generasi muda dalam mencapai kemandirian finansial bahkan mengancam kesejahteraan mereka di masa depan.

Solusi: Membangun Literasi Keuangan

Untuk keluar dari pola hidup konsumtif, diperlukan upaya peningkatan literasi keuangan. Edukasi mengenai pengelolaan uang, perencanaan anggaran, pentingnya menabung, dan manfaat investasi harus ditanamkan sejak dini.

Peran keluarga dan lembaga pendidikan sangat penting dalam memberikan pemahaman dasar tentang keuangan. Di sisi lain, pemerintah dan lembaga keuangan juga bisa berperan aktif dengan menghadirkan program edukasi dan kampanye publik yang mudah dipahami generasi muda.

Lebih dari itu, setiap individu juga perlu membangun kesadaran pribadi untuk hidup sederhana dan bijak. Mengutamakan kebutuhan dibanding keinginan, membatasi belanja impulsif, serta menyiapkan dana darurat adalah langkah awal menuju kondisi finansial yang lebih sehat.

Kesimpulan

Gaya hidup konsumtif generasi muda di era digital merupakan tantangan nyata yang harus segera diatasi. Jika tidak, generasi muda berisiko kehilangan stabilitas finansial dan kesejahteraan masa depan. Namun, dengan literasi keuangan yang baik, dukungan lingkungan, serta kontrol diri, generasi muda bisa bertransformasi dari konsumtif menjadi produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun