Banyak siswa mengeluh bahwa tugas sekolah bukan hanya soal menulis atau menghitung, tapi juga soal pikiran yang tidak berhenti berputar. Bukannya langsung dikerjakan, tugas sering kali berubah jadi beban pikiran yang membuat cemas, susah tidur, bahkan malas memulai. Inilah yang sering disebut sebagai overthinking.
Dalam psikologi pendidikan, kondisi ini muncul ketika tekanan akademik terlalu tinggi, sementara dukungan emosional kurang. Anak jadi sibuk membayangkan kegagalan hinggatakut nilainya jelek, takut dimarahi, takut dibandingkan bahkan hingga energi habis sebelum benar-benar belajar.
Overthinking sebenarny bukan tanda malas. Tetapi justru sebaliknya, overthingking itu sering muncul karena terlalu banyak memikirkan konsekuensi. Yang dibutuhkan orang yang sedang overthingking sebenarnya bukan tambahan omelan atau perintah, tetapi ruang untuk mengatur ritme, membagi waktu, dan dukungan dari guru maupun orang tua.
Jika dikelola dengan baik, rasa cemas bisa diatasi dan menjadi motivasi. Tetapi apabila dibiarkan, ia hanya akan jadi penghalang. Pendidikan seharusnya membantu anak belajar menghadapi tantangan, bukan menenggelamkannya dalam ketakutan yang diciptakan oleh pikirannya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI