Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kini Konsep Rumoh Aceh

23 Mei 2023   09:22 Diperbarui: 23 Mei 2023   09:43 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Kopi dengan konsep Rumoh Aceh. Sumber : Dok. Pribadi

Minggu pagi jelang siang 21/5/2023, hari yang agak telat untuk realisasi rencana manis malam sebelumnya untuk berolahraga dalam keramaian. Pasalnya salah seorang dari kami telat bangun, yang pasti bukan saya. Kami putuskan untuk tidak jadi berolahraga pagi di pusat kebugaran kota, Lapangan Blang Padang.

Laju kendaraan berputar ke lain arah hingga akhirnya kami justru sampai di arena bermain anak-anak berbayar. Huuuufffft... ini pasti jebakan batman. Haha...

Saya tak ingin menceritakan berpanjang-panjang tentang arena bermain anak-anak. Rasanya hanya anak-anak yang mampu menyerap energi bahagia saban hari pergi ke tempat macam itu.

Sebelum sampai ke tempat bermain kami singgah sebentar sarapan pagi di sebuah tempat makan yang kemasannya adalah warung kopi. Letaknya di sekitar SPBU Jl. Soekarno Hatta, Meunasah Manyet, di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.

Saya belum pernah ke warung kopi itu. Pemandangan alam di belakangnya indah, sawah dan gunung. Menarik bagi saya karena bentuknya Rumoh Aceh, Rumah Adat Aceh.

Sesuai dengan khasnya Rumoh Aceh terlihat ornamen kombinasi warna bangunan tampak luar, namun ini versi modern. Masih terdapat banyak tiang sesuai dengan konsep rumah adat dahulu.

Demikian pula bentuk bangunan panggung, namun bedanya tidak lagi berlantai papan. Saya juga tidak melihat lagi ada susunan bambu. Kedua lantai difungsikan sebagai tempat menjamu pengunjung.

Kami memilih tempat di bawah bangunan. Perut kami sudah tak bisa menunggu. Secepatnya sembari kami memilih tempat duduk, pramusaji datang menghampiri membawa buku menu untuk ditawarkan.

Menu yang ditawarkan di warung kopi ini ternyata lengkap tidak sekedar menu sarapan pagi saja. Pun juga aka nada sajian makan siang dan makan malam. Membolak-balik menu terlihat oleh saya menu tradisional Aceh.

Menu di warung kopi. Sumber : Dok. Pribadi
Menu di warung kopi. Sumber : Dok. Pribadi

Selain menu di atas terdapat pula jenis makanan nasional yang dapat juga dijumpai dimana-mana. Nasi goreng, Ayam penyet, soto dan sebagainya. Namun ternyata makanan besar ini hanya dapat dipesan saat siang menjelang. Sajian sarapan hanya bubur ayam, nasi gurih dan soto.

Tempat ini juga nyaman untuk anak-anak. Mereka bisa melihat langsung hamparan sawah dan deretan pegunungan. Udaranya tentu saja segar.

Sepertinya saya harus atur waktu untuk kembali siang atau malam agar benar-benar dapat mencicipi hidangan di sini. Kata orang, lain lubuk lain ikannya, meskipun sering menyantap Keumamah tetap ingin mencoba di tempat baru.

Konsep Rumoh Aceh hingga kini masih lestari berdiri tegak dimana-mana. Selain Museum Aceh yang merupakan ikon Kota Banda Aceh, konsep Rumoh Aceh juga dipakai sebagai Laboratorium Sejarah dan Kebudayaan Islam di Kampus tempat saya mengajar.

Dahulu, konsep bangunan Rumoh Aceh dibangun sebagai rumah tinggal. Seperti rumah milik pahlawan nasional Cut Nyak Dien dan Teuku Umar yang kini telah difungsikan sebagai situs cagar budaya di Kabupaten Aceh Besar. Demikian pula kediaman pahlawan nasional Cut Meutia di Kabupaten Aceh Utara.

Dimana bumi berpijak di situ langit dijunjung. Sebagai pendatang saya kagum dengan budaya masyarakat Aceh. Langkah dan coretan pena tak mampu melukiskan semua bentuk kekaguman. Termasuk terhadap lestarinya Rumoh Aceh.

Terima kasih sudah membaca. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun