Mohon tunggu...
Dian Niswari
Dian Niswari Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Seorang mahasiswa aktif, yang sangat berminat dengan bidang kesenian terutama pada bidang editing dan canva designer

Selanjutnya

Tutup

Music

Hindia: Dari hati menyuarakan rasa

23 September 2025   21:33 Diperbarui: 23 September 2025   21:33 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam beberapa tahun terakhir, nama Hindia semakin menguat dalam lanskap musik Indonesia. Musisi bernama asli Baskara Putra ini bukan hanya dikenal sebagai penyanyi dan penulis lagu, tetapi juga sebagai representasi suara generasi muda yang penuh kegelisahan. Melalui karya-karyanya, Hindia menghadirkan narasi tentang hidup sehari-hari dengan segala kompleksitasnya, mulai dari keluarga, pekerjaan, kesehatan mental, hingga dinamika sosial yang dekat dengan realitas anak muda masa kini.

Baskara Putra sebelumnya aktif di dunia musik lewat band .Feast, sebuah kelompok musik alternatif yang lantang menyuarakan isu sosial-politik. Dari sana, ia dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap keadaan sekitar. Namun lewat Hindia, Baskara memilih jalur yang lebih personal, intim, dan emosional. Jika .Feast membicarakan persoalan bangsa secara lantang, Hindia lebih condong pada percakapan lirih tentang isi hati, keresahan pribadi, dan refleksi hidup. Perbedaan inilah yang membuat Baskara berhasil menempatkan dirinya di dua spektrum berbeda: vokalis yang kritis di satu sisi, dan musisi yang lembut serta introspektif di sisi lain.

Album perdananya, Menari dengan Bayangan (2019), menjadi tonggak awal yang mengokohkan nama Hindia. Album ini berisi lagu-lagu dengan lirik penuh kejujuran yang terasa seperti catatan harian. Lagu "Evaluasi" misalnya, menjadi pengingat untuk menerima diri apa adanya di tengah segala tuntutan. Sementara itu, "Secukupnya" mengajak pendengarnya untuk berhenti sejenak, menghela napas, dan tidak terbebani oleh ambisi berlebihan. Tidak heran, lagu-lagu tersebut kemudian menjadi semacam anthem bagi generasi muda yang sedang mencari pegangan hidup di tengah arus modernitas yang melelahkan.

Keberhasilan Hindia bukan hanya soal melodi yang enak didengar, melainkan pada kedekatan lirik dengan pengalaman personal pendengar. Ia berani mengangkat isu-isu yang sering dianggap remeh, tetapi sebenarnya universal: burnout, relasi dengan orang tua, kesepian, hingga kebingungan dalam menentukan arah hidup. Banyak orang merasa seolah-olah Hindia sedang menuliskan isi hati mereka sendiri. Hal inilah yang menjadikan musiknya terasa hangat sekaligus relevan.

Salah satu karya yang mencerminkan sisi reflektif Hindia adalah lagu "Untuk Apa / Untuk Apa?". Lagu ini berbicara tentang rasa lelah dan bingung mencari makna hidup di tengah kondisi sosial-ekonomi yang tidak pasti. Bagi banyak pendengar, lagu ini bukan sekadar karya seni, melainkan cermin dari realitas: generasi muda yang terjebak dalam tekanan kerja, mahalnya biaya hidup, serta ketidakjelasan masa depan. Liriknya menyalakan percakapan kolektif tentang keresahan, tetapi juga memberi ruang untuk merenung bahwa kelelahan adalah bagian dari perjalanan hidup.

Selain lirik, aransemen musik Hindia juga patut diperhatikan. Ia menggabungkan unsur pop, indie, dan sentuhan elektronik, menghasilkan warna musik yang segar, sederhana, namun tetap kuat. Kolaborasinya dengan berbagai musisi lain, seperti Rara Sekar, Petra Sihombing, dan Rubina, memperkaya karakter musiknya tanpa menghilangkan identitas utama Hindia. Setiap kolaborasi terasa organik, seolah mereka sedang berdialog melalui musik.

Tidak berlebihan jika banyak yang menyebut Hindia sebagai suara generasi milenial dan Gen Z Indonesia. Ia tidak menggurui, tetapi menghadirkan musik sebagai medium refleksi. Melalui lagunya, pendengar merasa ditemani, seakan ada seseorang yang memahami kegelisahan mereka. Musik Hindia mengingatkan bahwa kita boleh lelah, boleh ragu, dan tidak harus selalu terlihat kuat.

Di luar karya musik, Hindia juga dikenal dengan pendekatan komunikatifnya terhadap audiens. Ia sering membagikan cerita di media sosial atau saat konser, menjelaskan latar belakang lagu-lagunya, dan membuka ruang dialog dengan penggemarnya. Cara ini semakin menguatkan posisinya bukan sekadar sebagai musisi, tetapi juga sebagai teman sebaya yang mengerti kondisi pendengarnya.

Ke depan, publik tentu menunggu perkembangan musik Hindia. Pertanyaannya, apakah ia akan tetap berjalan dengan gaya introspektifnya yang khas, atau justru mencoba mengeksplorasi sisi musikal baru? Apa pun pilihannya, Hindia telah menancapkan namanya sebagai salah satu musisi muda paling berpengaruh di Indonesia saat ini. Karya-karyanya bukan hanya hiburan, tetapi juga pengingat: bahwa di tengah kerasnya hidup, kita tetap bisa menemukan ruang untuk berhenti, merenung, dan menerima diri apa adanya.

Hindia adalah bukti bahwa musik bisa menjadi bahasa universal untuk menyampaikan keresahan kolektif. Melalui lirik yang jujur, aransemen yang sederhana, dan kepekaan terhadap realitas sosial, ia berhasil mengisi ruang kosong dalam dunia musik Indonesia. Dengan perjalanan yang masih panjang, kontribusinya tidak hanya akan mewarnai industri musik, tetapi juga terus menemani perjalanan hidup banyak orang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun