Mohon tunggu...
Dian Misrawati
Dian Misrawati Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, praktisi psikologi

Berproses dan bertumbuh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tips Mendampingi Anak Rewel Saat Rawat Inap di Rumah Sakit

22 Juni 2022   06:22 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:21 2478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendampingi anak berobat (Sumber: shutterstock)

1. Perhatikan situasinya

Menurut Santrock (2011), emosi merupakan perasaan atau pengaruh (afek) yang terjadi ketika seseorang berada dalam situasi atau interaksi tertentu yang dianggap penting, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka. 

Berdasarkan definisi ini dapat kita simpulkan bahwa untuk memahami perasaan anak, maka kita perlu memahami situasi yang terjadi di sekitarnya yang dapat membangkit emosi tersebut.

Pada saat kita berada di posisi Bu Nana, perhatikanlah situasi yang terjadi pada Dimas. Ia terbangun di tengah malam, mendapati dirinya yang sebagian besar penuh dengan kotoran dan tangannya terbelit selang infus. Sebuah situasi yang terjadi di luar kebiasaan sehari-harinya bukan? 

Tentu wajar saja jika ia merasakan gejolak emosi tertentu untuk bereaksi terhadap situasi yang kurang menyenangkan itu. Hal selanjutnya yang perlu kita pahami adalah situasi yang kurang menyenangkan akan mendatangkan emosi negatif, yang tentu saja diekspresikan Dimas melalui tangisan.

Kemampuan kita sebagai orang tua untuk memperhatikan situasi sekitar dan memahaminya sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan gejolak emosi pada anak, akan membantu kita untuk melakukan tahap selanjutnya, yaitu berempati terhadap perasaan anak.  

2. Tempatkan diri di posisi anak (berempati terhadap perasaan anak)

Tahap selanjutnya setelah kita memperhatikan situasi yang menjadi pemicu gejolak emosi yang dirasakan anak adalah mencoba menempatkan diri di posisi anak. 

Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang anak. Proses ini disebut berempati terhadap perasaan anak, tahapan inti dalam upaya memahami dan menerima perasaan anak.

Hayatilah jika seandainya kita sedang berada di dalam tubuh Dimas. Tiba terbangun di tengah malam dan menghadapi situasi yang tidak menyenangkan seperti itu. Gejolak emosi apa yang akan muncul? Perasaan apa yang akan kita rasakan? Pertama-tama mungkin muncul perasaan kaget, lalu muncul pula perasaan jijik melihat badan dan pakaian kita terkena kotoran.

Perasaan itu pula lah yang dirasakan oleh Dimas, yang ia ekspresikan dengan menangis, sebagaimana karakteristik komunikasi non-verbal yang umum dimiliki anak-anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun