Mohon tunggu...
Dian Misrawati
Dian Misrawati Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, praktisi psikologi

Berproses dan bertumbuh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tips Mendampingi Anak Rewel Saat Rawat Inap di Rumah Sakit

22 Juni 2022   06:22 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:21 2478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda berpikir, mengapa demikian? Pelajaran yang dapat kita ambil adalah ketika kita ingin menolong dan menyelamatkan orang lain, kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa diri kita selamat. 

Apabila kita sendiri dalam keadaan bahaya, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa kedua-duanya memiliki peluang selamat yang lebih kecil.

Hal yang sama juga terjadi ketika kita menghadapi emosi negatif anak dan mencoba membantunya untuk mengatasi emosi negatif tersebut. 

Mengenali, memahami dan pada akhirnya menerima emosi anak akan terasa sangat sulit dilakukan ketika kita juga berada dalam muatan emosi negatif, karena pada saat itu kita pun memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipahami, baik oleh orang lain dan lebih utama lagi oleh diri sendiri. 

Oleh karena itu, penting bagi pendamping itu mengenali gejolak emosinya sendiri, terutama gejolak emosi negatif. 

Apabila pendamping menyadari adanya luapan emosi yang dapat mempengaruhi interaksinya dengan anak, maka pendamping hendaklah melakukan strategi coping yang sesuai untuk mengatasi gejolak emosi tersebut. Misalnya, pada saat pendamping merasa lelah, ia menjadi sensitif dan akan mudah sekali terpancing emosinya. 

Pendamping yang lelah ini akan sulit mengenali emosi anak yang menjadi tanda atau ekspresi kebutuhannya, sehingga sama-sama akan meningkatkan intensitas gejolak emosi negatif anak maupun pendamping. 

Maka langkah terbaik adalah, menyampaikan kelelahannya pada pendamping lain yang dapat menggantikan posisinya sebagai pendamping dan kemudian berehat untuk melepaskan kelelahannya. Selanjutnya, ia akan kembali mendampingi anak ketika merasa siap.

Mengaplikasikan hal-hal yang telah Anda baca ini memang tidak mudah. Tidak semudah Anda membalikkan halaman demi halaman hingga selesai. 

Namun ketika Anda mendapatkan momen "Oh, iya ya..." pada saat membaca tulisan ini, jangan disia-siakan. 

Cobalah praktekanlah, Anda tidak akan pernah tahu apakah tulisan ini efektif atau tidak sebelum mencobanya sendiri. Berani mencoba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun