Mohon tunggu...
Dian LestariGunawan
Dian LestariGunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" dari Sudut Pandang Ekonomi Politik

19 Oktober 2020   12:18 Diperbarui: 19 Oktober 2020   12:23 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skenario Marlina menunggangi kuda. Source: screenshot film

Perjalanan yang penuh ketegangan dan ditemani oleh keindahan bukit sabana Sumba, begitulah gambaran besar film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak". 

Film ini diceritakan dalam empat babak di mana Marlina, seorang janda mencari keadilan dan membalas dendam setelah dirampok harta dan kehormatannya oleh tujuh penjahat.

Salah satu implikasi sosial yang diakibatkan oleh film ini adalah adanya sebuah peluang besar dalam memajukan perfilman Indonesia. Dengan plot cerita yang tidak biasa dan aspek feminisme, berhasil menarik perhatian banyak kaum pecinta film. "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" sudah mendapat beberapa penghargaan secara nasional maupun internasional, bahkan berhasil tayang di festival film internasional di Kanada.

Implikasi sosial lainnya adalah tereksposnya keindahan alam Sumba yang menyebabkan banyak orang ingin mengunjungi tempat tersebut. Dengan sinematografi dan pengambilan angle yang sangat bagus, membuat penonton tergiur akan eksotisnya Pulau Sumba. Saya sendiri juga semakin tergoda untuk berwisata ke Pulau Sumba, NTT.

Keindahan alam bukit sabana Sumba di dalam film. Sumber: medium.com
Keindahan alam bukit sabana Sumba di dalam film. Sumber: medium.com

Film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" memiliki genre thriller. Ketegangan dapat dirasakan penonton saat menonton film ini karena Marlina dikejar oleh para perampok dan juga dihantui oleh pemerkosanya.

Penulis sendiri merasa plot cerita film ini cukup berat dan sangat menguji kesabaran dan emosi karena kejadian yang menimpal Marlina sangatlah tidak adil. Namun film ini mengandung pesan yang sangat empowering dan membuka pemikiran bagi orang-orang yang menontonnya.

Skenario hantu pemerkosa yang mengikuti Marlina dalam perjalanannya. Sumber: screenshot film
Skenario hantu pemerkosa yang mengikuti Marlina dalam perjalanannya. Sumber: screenshot film

Film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" merupakan film yang ditayangkan di festival film. Dapat dikatakan bahwa distribusi film ini sangat luas, yaitu hingga mencapai 18 negara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada.

Salah satu strategi dalam membuka jalur distribusi yang lebih luas adalah dengan berhasil terseleksi masuk ke dalam festival film besar seperti di Toronto, Canada dan Cannes, Perancis. Dengan demikian, "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" akan semakin dikenal dan banyak ditonton oleh orang-orang di seluruh dunia. Film ini berhasil ditayangkan di Kanada melalui program Contemporary World Cinema di festival internasional Toronto pada tahun 2017.

Paradigma yang ada di dalam film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" adalah paradigma kritis, dilihat dari bagaimana Marlina menunjukkan sebuah emansipasi wanita dan kritik sosial.

Selain memperlihatkan aspek feminisme, terdapat beberapa adegan yang menunjukkan kesenjangan sosial yang terdapat di pelosok Indonesia yang terjadi di antara orang miskin dan orang yang memiliki kekuasaan, sehingga juga memberikan penonton sebuah kesadaran akan kesenjangan sosial yang ada di Indonesia, terutama di pelosokan atau daerah yang belum maju.

Analisa Ekonomi Politik

Ekonomi politik sendiri merupakan studi mengenai relasi sosial yang ada di masyarakat yang dapat menghasilkan produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya. Kajian tersebut memiliki keterkaitan erat dengan hubungan kekuasaan dan kontrol dalam konteks kehidupan sosial.

Terdapat tiga aspek ekonomi politik, yaitu komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi.

Komodifikasi

Komodifikasi adalah proses transformasi dalam mengubah nilai guna menjadi nilai tukar. Sederhananya adalah apapun yang memiliki nilai guna akan memiliki potensi untuk dijual di pasaran. Terdapat tiga jenis komodifikasi yaitu komodifikasi konten, komodifikasi audiens, dan komodifikasi pekerja.

Aspek komodifikasi yang dapat dilihat di dalam film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" adalah komodifikasi konten feminisme. Dengan semakin maraknya emansipasi wanita, banyak sekali film yang sukses dengan mengangkat topik mengenai perjuangan wanita.

Skenario feminisme yang sangat terlihat terdapat di dalam babak pertama dan babak keeempat.

Dalam babak pertama, Marlina didatangi oleh 7 penjahat yang kemudian merampok ternak Marlina dan memerkosanya. Marlina kemudian meracuni empat dari mereka dengan memasukkan racun ke dalam sup ayamnya. Ketika Markus sedang memerkosa Marlina, kepalanya kemudian ditebas oleh Marlina.

Skenario Marlina meracuni perampok. Sumber: screenshot film
Skenario Marlina meracuni perampok. Sumber: screenshot film

Skenario Marlina menebas kepala si pemerkosa. Sumber: screenshot film
Skenario Marlina menebas kepala si pemerkosa. Sumber: screenshot film

Dalam babak keempat, Marlina dan Novi kembali berhadapan dengan penjahat yang tersisa, namun pada akhirnya mereka berhasil untuk melindungi diri dan membunuh kedua penjahat tersebut.

Dari aksi yang sangat berani yang dilakukan oleh Marlina tersebut tersirat aspek feminisme karena memberikan kesan wanita yang dapat melindungi dirinya sendiri. Pada saat menonton adegan tersebut saya merasa kagum dan juga terkejut karena saya tidak memiliki ekspektasi bahwa Marlina akan membunuh para penjahatnya di dalam babak pertama.

Selain Marlina, film ini juga menampilkan Novi sebagai sosok wanita yang kuat. Novi merupakan wanita yang sedang hamil lebih dari 9 bulan dan ingin menghampiri suaminya yang sedang bekerja di luar kota.

Skenario Novi yang ingin menghampiri suaminya. Sumber: screenshot film
Skenario Novi yang ingin menghampiri suaminya. Sumber: screenshot film

Diperlihatkan skenario menegangkan yang melibatkan perkelahian antara Novi dan penjahat, namun tidak membahayakan kehamilannya. Di sini dapat disimpulkan bahwa Novi memiliki fisik yang sangat kuat karena dapat melawan penjahat-penjahat yang tentunya juga memiliki fisik yang kuat.

Skenario Novi ingin merebut kembali telepon dari penjahat. Sumber: screenshot film
Skenario Novi ingin merebut kembali telepon dari penjahat. Sumber: screenshot film

Spasialisasi

Spasialisasi merupakan proses penyebaran produk kepada khalayak tanpa terhalangi oleh ruang dan waktu dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang mendukung. Di dalam dunia film, spasialisasi yang dimaksud adalah bagaimana film tersebut didistribusi ke pasaran dengan tidak terhalangi oleh ruang dan waktu. Di era digital ini tentu saja semakin memudahkan pembuat film dalam mendistribusi filmnya kepada khalayak dengan bantuan internet.

Pembuat film dapat mempromosikan filmnya dengan merilis trailer di berbagai media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Media sosial merupakan salah satu wadah terbaik untuk mempromosikan film karena dapat dikatakan hampir semua masyarakat informasi sudah memiliki akun media sosial.

Film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" merilis trailernya melalui media sosial YouTube dan telah ditonton sebanyak 1.6 juta penonton.

Jumlah penonton trailer Marline Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Sumber: YouTube
Jumlah penonton trailer Marline Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Sumber: YouTube

Strukturasi

Strukturasi merupakan proses penggabungan agensi melalui proses sosial yang berada dalam struktur. Dengan adanya strukturasi dapat menyeimbangkan kecenderungan dalam analisis ekonomi politik agar dapat menggambarkan suatu struktur yang ada di dalam masyarakat atau pun organisasi dengan memberi gambaran hubungan sosial dan proses, serta praktik --praktik sosial.

Di dalam film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak", struktur yang dapat dianalisa adalah adanya perbedaan kuasa antara orang yang miskin dan kaya.

Pada babak ke 3, Marlina pergi melapor kepada polisi. Polisi menyebutkan bahwa mereka belum bisa bertindak hingga memiliki dana yang cukup untuk melakukan investigasi, kecuali jika Marlina memiliki uang yang dapat diberikan, maka mereka bisa lebih cepat untuk bertindak. Di sini terlihat jelas sekali bagaimana orang yang memiliki uang akan lebih banyak mendapatkan kesempatan dan kuasa lebih besar dibandingkan dengan orang yang miskin.

Skenario Marlina melapor kepada polisi. Sumber: screenshot film
Skenario Marlina melapor kepada polisi. Sumber: screenshot film

Di dalam masyarakat mana pun, jika seseorang tidak memiliki uang (nilai tukar) yang di mana merupakan sebuah esensial, maka orang tersebut tidak akan memiliki kuasa yang besar dan tidak akan mampu untuk bertahan hidup. Hidup Marlina yang miskin menyebabkannya tidak dapat membiayai pemakaman suaminya sendiri dan terpakasa harus menjadi mumi yang dibungkus kain dan diletakkan di sudut rumah. Mirisnya lagi, Marlina dirampok oleh 7 kawanan penjahat dan diambil seluruh harta yang tak seberapa ia miliki, hingga bahkan diperkosa.

Film ini menyadarkan saya bahwa realita yang ada tidak seindah apa yang saya ekspektasikan. Tentu saja dengan demikian, pandangan saya juga semakin luas akan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat dan pastinya semakin terinspirasi untuk menjadi wanita yang lebih kuat lagi.

#filmologiuts

Daftar Pustaka

Mosco, Vincent. (2009). The Political Economy of Communication (2nd edition). Sage: 

London.

Pangerang, A. (2018). "Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Tayang di Bioskop AS". dalam Kompas 23 Juni 2018. Jakarta

Staam, R. 2000. Film Theory: An Introduction. Blackwell Publishing: New York

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun