Sambil menghela nafas, saya menunggu mesin ATM itu bekerja. Saya biasanya cukup sabar menunggu mesin ATM bekerja, tapi saat itu saya merasakan mesin uang itu bekerja lambat sekali, sementara waktu berjalan terus dan saya harus menuntaskan pekerjaan saya dalam waktu kurang dari 20 menit!
Masalah muncul di saat tak diharapkan, mesin ATM itu tidak mengeluarkan uang yang saya minta! Panik, stress, kesal bercampur aduk menjadi satu.
Silakan masukkan nilai yang lebih rendah untuk mengambil uang anda
Membaca tulisan yang terpampang di monitor mesin ATM itu, baru saya ingat kalau mesin hanya bisa mengeluarkan maksimal 25 lembar uang kertas dalam setiap tarikan. Huh, kenapa hal ini tidak terpikirkan sebelumnya? Karena mesin ATM itu hanya mempunyai uang pecahan 50 ribu rupiah di dalamnya, maka tarikan maksimal yang bisa saya lakukan hanya 1.250.000 rupiah.Â
Saat akan mengetikkan jumlah maksimal yang akan saya tarik itu, sekilas mata saya melihat kalau jumlah tersebut sudah tersedia sebagai salah satu pilihan auto di monitor. Ah, kenapa di saat terdesak waktu yang semakin mepet ini hal sepele seperti ini kok jadi hilang dari ingatan?
Walau uang yang ditransfer hanya 4,5 juta, untuk menghemat waktu saya memencet tombol pilihan maksimal tarikan itu sebanyak empat kali. Setiap mesin ATM memuntahkan 25 lembar uang kertas berwarna biru itu, saya kembali memencet tombol yang sama, hingga akhirnya seratus lembar uang 50 ribu itu memenuhi tangan kiri saya. Setelah memasukkan uang ke dalam tas, saya segera menuju Grab yang dengan sabar menunggu.
Setelah naik Grab dan bergerak keluar dari lokasi ATM, saat menunggu jalan di depan kami agak renggang dari padatnya lalu lintas, di seberang jalan tidak jauh dari posisi kami berhenti, saya melihat ada Bank BRI.Â
Saya segera turun dari Grab dan mengatakan kepada pengemudinya agar menunggu saya di halaman parkir Bank BRI yang ada di seberang jalan tersebut. Saya tidak mau kehilangan waktu untuk ikut memutar bersama Grab di tempat pemutaran jalan raya Pasar Minggu yang lokasinya cukup jauh dari tempat kami berdiri.Â
Tanpa menunggu jawaban pengemudi Grab, saya berjalan cepat menyeberang jalan, memotong arus di sela-sela kendaraan yang berjalan lambat di kedua sisi jalan.Â
Sampai di pintu masuk BRI, kembali seorang petugas security menyambut saya. Setelah mengatakan akan membali dollar, sang petugas lalu menekan tombol mesin yang ada di sampingnya untuk mengambil nomor antrian, dan beberapa saat kemudian menyerahkan selembar kertas bernomor yang keluar dari mesin tersebut kepada saya, lalu menunjukkan teller yang akan melayani saya nantinya.Â
mendengarkan arahan dari sang petugas, mata saya sekilas melihat jam yang menempel di dinding, persis di belakang meja sang teller. jam menunjukkan Pukul 10.50.