Mohon tunggu...
Healthy

Antara Ayah, Ibu, dan Mitokondria

24 Agustus 2017   22:12 Diperbarui: 24 Agustus 2017   22:43 12469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah pernah terpikirkan bahwa ayah kita yang selama ini tampak kuat, namun kita tidak mendapat warisan mitokondria dari beliau?

Ibu yang selama ini lemah lembut, justru yang mewariskan segala sumber tenaga di sel kita.

Mengapa bisa begitu?

Bukankah seharusnya kita mendapat warisan keturunan yang imbang dari orangtua kita?

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai biologi, lebih tepatnya mengenai mitokondria yang diwariskan secara maternal inheritance.

Sebagai bab pembuka dari pelajaran biologi kelas XI, materi yang saya dapatkan adalah mengenai sel. Topik yang akan saya bahas yaitu :

"Mitokondria yang ada di dalam sel tubuhmu seluruhnya berasal dari sel ovum ibumu dibandingkan dengan sel sperma ayahmu. Sejauh mana anda setuju?"

Pada awal saya mendengar pertanyaannya, hipotesis awal saya adalah tentunya sel sperma juga mewariskan mitokondia kepada zigot. Logika pikir saya adalah, seorang anak merupakan gabungan dari kedua belah pihak orang tua.  Pemikiran tersebut didasari oleh Hukum Mendel. Mungkin anda juga berpikiran sama dengan hipotesis saya, namun itu salah.

Pewarisan genetik di luar inti sel (ekstranuclear inheritance) disebut sebagai pewarisan non-Mendel. Pewarisan ini dilakukan oleh organel sitoplasma seperti mitokondria dan plastid. Dalam hal ini, Hukum Mendel atau pewarisan sifat tidak berlaku.

Setelah melakukan riset dan akhirnya dikonfirmasi oleh guru saya, saya mendapatkan suatu kesimpulan. Mitokondria hanya mampu diwariskan oleh sel telur. Ayah kita sama sekali tidak mewariskan mitokondria kepada tubuh kita. Genetika dan pewarisan mitokondria merupakan hal yang berbeda, meskipun mitokondria menyimpan DNA berupa mtDNA. Pewarisan mitokondria hanya dilakukan oleh ibu.

Sebelum masuk ke dalam argument saya, pertama-tama saya akan menjelaskan dasar teorinya terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun