Mohon tunggu...
Diana Putri Lestari
Diana Putri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswi IPB University

Hai, nama saya Diana Putri Lestari, lahir pada 22 Oktober 2003. Sekarang saya lagi jadi mahasiswi tingkat akhir di IPB University. Selama kuliah, banyak banget pengalaman yang bikin saya belajar, bukan cuma soal akademik, tapi juga tentang manajemen waktu, organisasi, sampai gimana cara menjaga keseimbangan hidup. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, tentu saya lagi fokus menyelesaikan studi sambil mempersiapkan langkah ke depan. Harapannya, apa yang saya pelajari selama di kampus bisa jadi bekal berharga untuk dunia kerja nanti dan juga bermanfaat buat banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Kualitas Air Limbah untuk Lingkungan yang Lebih Sehat dan Berkelanjutan

20 September 2025   16:32 Diperbarui: 20 September 2025   16:32 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencemaran Air Akibat Limbah : Masalah yang Serius

Air merupakan kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup di bumi, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Selain berperan dalam proses metabolisme tubuh, air juga merupakan sumber daya penting yang memengaruhi keberlanjutan ekosistem. Namun, perkembangan industri dan peningkatan aktivitas manusia telah menyebabkan peningkatan permintaan air. Penggunaan air yang berlebihan dan pembuangan limbah ke sumber air telah menyebabkan penurunan kualitas air bersih. Kualitas air sangat terkait dengan kesehatan masyarakat, sehingga ketersediaan air bersih dapat digunakan sebagai indikator kesehatan lingkungan. Jika sumber air tercemar oleh limbah, risiko masalah kesehatan masyarakat akan meningkat.

Limbah cair merupakan salah satu penyebab utama polusi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah cair dari rumah tangga, industri, dan pertanian dapat mencemari badan air dengan berbagai zat berbahaya, seperti patogen, logam berat, nutrisi berlebih seperti nitrogen dan fosfor, serta kontaminan baru seperti antibiotik dan senyawa pengganggu hormon. Limbah cair ini berasal dari berbagai aktivitas di sektor industri dan domestik, masing-masing membawa polutan dengan karakteristik yang berbeda. Polutan yang masuk ke lingkungan berinteraksi dengan unsur-unsur fisik, kimia, dan biologi, yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan, terutama ketika ekosistem tidak mampu pulih. 

Dampak limbah yang tidak terkelola mencakup berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan manusia, paparan air terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit menular seperti diare, kolera, hepatitis, serta masalah kesehatan jangka panjang akibat keracunan logam berat dan efek hormonal dari kontaminan tertentu. Ekosistem perairan juga terganggu melalui eutrofikasi, yang mengurangi kadar oksigen, merusak habitat, mengurangi keanekaragaman hayati, dan meningkatkan penumpukan toksin dalam rantai makanan. Tanah juga terpengaruh ketika limbah cair atau sedimen terkontaminasi meningkatkan kandungan logam berat dan bahan organik berbahaya, yang mengubah sifat fisik dan kimia tanah, mengganggu mikroorganisme, dan mengurangi hasil pertanian serta keamanan pangan.

Peningkatan aktivitas industri, domestik, dan pertanian telah menyebabkan lonjakan produksi limbah cair, menjadikan pembuangan limbah cair yang tidak memenuhi standar sebagai masalah global, terutama di negara-negara berkembang. Penetapan standar kualitas limbah cair sangat penting untuk mencegah polusi yang merusak lingkungan dan mengancam kesehatan. Limbah cair yang melebihi standar dapat berdampak negatif pada kesehatan masyarakat, ekosistem, tanah, pangan, dan meningkatkan biaya remediasi lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan limbah cair sesuai standar kualitas sangat penting untuk menjaga lingkungan yang sehat, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan memastikan keberlanjutan sumber daya air untuk generasi mendatang. 

Pentingnya Pengolahan Limbah Cair Sebelum Dibuang ke Lingkungan

Pengelolaan limbah cair sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Limbah cair yang dibuang tanpa pengolahan dapat mengandung zat berbahaya seperti logam berat, bahan kimia, dan mikroorganisme yang mencemari badan air seperti sungai, danau, dan sumber air tanah. Polutan ini merusak kualitas air, tanah, dan organisme hidup, mengganggu keseimbangan ekosistem air, dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air. Menjaga kualitas air limbah tidak hanya penting untuk keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat dan ekonomi. Proses pengolahan bertujuan untuk memastikan air limbah memenuhi standar sehingga aman untuk dilepaskan ke lingkungan, sambil mencegah kerusakan lingkungan dan mendukung keberlanjutan sumber daya air (Kesari et al. 2021). 

Sumber dan Jenis Limbah Cair

Limbah cair berasal dari berbagai sumber dengan jenis polutan yang berbeda-beda. Limbah dari rumah tangga, lembaga, dan usaha biasanya mengandung kadar bahan organik yang tinggi, nutrisi seperti nitrogen dan fosfor, bakteri patogen, serta padatan yang mengendap. Limbah ini dihasilkan dari aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan memasak, yang menghasilkan sabun, deterjen, minyak, limbah makanan, dan limbah manusia. Bahan-bahan ini meningkatkan kadar BOD, COD, TSS, TDS, dan bakteri koliform, serta menyebabkan perubahan pH yang menurunkan kualitas air (Sari et al. 2015). 

Limbah cair industri berasal dari berbagai sektor seperti tekstil, kimia, makanan, petrokimia, dan manufaktur, dengan polutan yang meliputi bahan kimia sintetis, pewarna, surfaktan, hingga logam berat seperti kadmium, merkuri, dan kromium. Setiap tahap produksi menghasilkan limbah cair dengan karakteristik berbeda, umumnya mengandung senyawa berbahaya yang sulit terurai secara alami. Jika tidak dikelola dengan baik, senyawa-senyawa ini mengancam kualitas lingkungan (Bahri 2015). 

Limbah dari pertanian dan peternakan kaya akan nutrisi nitrogen dan fosfor, serta mengandung sisa pupuk, pestisida, herbisida, dan kotoran hewan yang mungkin mengandung mikroba patogen. Limbah ini memperkaya bahan organik dan senyawa kimia di lingkungan, serta meningkatkan jumlah bakteri berbahaya, padatan terlarut, dan sedimen yang dibawa oleh air permukaan atau air hujan bersama dengan pupuk (Arista 2024). Perbedaan komposisi dan konsentrasi polutan menentukan metode pembuangan yang tepat. Limbah domestik biasanya dapat dikelola dengan metode biologis sederhana dan sedimentasi, sementara limbah industri dan pertanian memerlukan teknologi pengolahan khusus dan intensif agar aman bagi kesehatan dan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun