Mohon tunggu...
Diana fitri
Diana fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pendidikan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catatan Mahasiswa: Model Pembelajaran Kooperatif tipe TTS dalam Praktikan PPL

5 Juni 2024   10:37 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:47 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar model dan media pembelajaran kooperatif tipe TTS, Sumber: https://www.gurusiana.id/read/naniyuliani.com/article/belajar-ips-yang-menyenangkan-dengan-metode-teka-teki-silang-260070

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan siswa untuk berdiskusi secara aktif dalam bentuk kelompok kecil yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta kemampuan berpikir peserta didik. Oleh karena itu, pada model pembelajaran ini akan timbulnya kerjasama dan saling membantu untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. 

Model pembelajaran kooperatif tipe TTS ialah suatu model pembelajaran yang menekankan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir dan merespon, dengan melalui adanya kerjasama dan saling membantu antar kelompok, dengan yang tadinya kurang paham menjadi paham. Dimana pada model ini tidak hanya menekankan pada satu peserta didik saja, akan tetapi menekankn kepada semua peserta didik untuk berpikir kritis dan saling tukar pikiran. 

Cerita Singkat Implementasi Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TTS (Think Talk Share)

Model pembelajaran ini di implemetasikan pada saat Peraktik Pengalaman Lapangan (PPL) dikelas X, agar peserta didik kelas X dapat lebih memahami materi yang diajarkan, dan menimbulkan adanya sifat gotong royong dan berdiskusi secara aktif tanpa memandang starta kemampuan berpikir peserta didik lainnya. Yang mana dalam pembentukan kelompoknya dilakukan secara acak agar peserta didik yang pendiam dan tidak suka berbaur, ikut berpasrtisipasi diskusi aktif dan saling tukar pikiran dalam kelompoknya.  

Model TTS menuntut semua siswa berpartisipasi secara aktif. Dengan adanya sesi berpikir (Think), setiap siswa diberi waktu untuk merenungkan dan menyusun ide-ide mereka sendiri sebelum berbicara. Ini sangat membantu siswa menjadi lebih percaya diri saat menyuarakan ide-ide mereka. Praktikan yang menggunakan metode ini dalam konteks PPL harus terbiasa membuat area kelas yang inklusif dan partisipatif di mana setiap suara dihargai. 

Sesi dialog (Talk) TTS memberi siswa kesempatan untuk berbicara secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Ini meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerja sama peserta didik. Diharapkan praktik PPL yang menerapkan metode ini akan membantu meningkatkan keterampilan manajemen kelas yang efektif karena mereka akan lebih terbiasa dengan dinamika diskusi kelompok dan cara memfasilitasikannya.

Dalam sesi berbagi (Share), siswa dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka didepan kelas. Ini bukan hanya meningkatkan kemampuan presentasi siswa, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar di kelas dari berbagai sudut pandang. Dalam praktik PPL, kemampuan untuk mengelola dan merencanakan hasil dialog kelas akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan keahlian mengajar secara keseluruhan dan interaktif.  

Dengan demikian, adanya model ini peserta didik menjadi lebih aktif didalam kelas dan dapat menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi dan saling berkolaborasi satu sama lain. Serta, suasana kelas menjadi lebih  baik dan tidak membosankan. Dimana model ini sangat-sangat membatu peraktikan PPL dalam peroses belajar mengajar, dan memahami setiap karakteristik peserta didik, serta dapat mengetahui rasa tanggung jawab peserta didik dalam kerja kelompok. Sehingga model ini dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dan tidak membosankan. 

Adapun Implementasi model pembelajaran ini, yaitu sebagai berikut; 

  • Menentukan materi yang akan dibahas
  • Membuat soal teka-teki silang yang sederhana dan menarik
  • Menjelaskan materi pembelajaran yang akan diterapkan kedalam model TTS
  • Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil secara acak
  • Menjelaskan cara menyelesaikan soal TTS
  • Membagikan soal TTS kepada setiap kelompok
  • Setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi
  • Menyiapkan kolom TTS dengan berbantuan kertas karton di papan tulis
  • Masing-masing kelompok menyelesaikan dan menjawab soal TTS dengan maju kedepan
  • Kelompok yang selesai menjawab dan mengisi kolom TTS yang sudah disediakan dengan waktu yang cepat akan diberikan reward berupa nilai tambahan.

Adapun Tujuan dalam menggunakan model pembelajaran ini yaitu dapat menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik, dengan berdiskusi dengan peserta didik lain yang akan menimbulkan adanya kerjasama (gotong royong) dan saling membantu serta saling tukar pikiran dan memecahkan masalah, sehingga dapat menemukan jawaban dari hasil adanya kerjasama dan kolaborasi kelompok tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun