Dia tetap mendukung aku untuk berkembang, dan maju sesuai dengan kemampuanku. Sampai sekarang, restu dan izinnya untuk aku bekerja menjadi pendukung utama aku meraih karier.
Tentu saja konflik hadir dalam rumah tangga kami.
Perjalanan cinta ini, tidaklah mudah. Terkadang berliku dan terjal, penuh kerikil tajam.
Komunikasi adalah kunci utama dalam menyelesaikan masalah yang datang. Suamiku tahu bagaimana menyampaikan pikiran dan perasaannya dengan jelas. Dia juga tahu cara mendengarkan dengan penuh perhatian.Â
Hari-hari kami isi dengan berbagi cerita, mimpi, hingga ketakutan. Tapi semua itu justru menciptakan kedekatan yang kuat dalam pernikahan. Tawa, canda ria, bahkan juga air mata mengisi waktu demi waktu yang dijalani bersama.
Kini...ratusan purnama sudah kami lewati. Dia masih tetap setia dan memegang komitmen.
Dia hadir bukan hanya saat keadaan bahagia, melainkan juga ketika badai datang. Tetap bertahan meski ada tantangan.
Kami berjuang bersama demi mempertahankan rumah tangga.
Hingga hari ini, kami terus belajar. Karena pernikahan itu adalah saling memahami, saling memaafkan, dan tetap saling mencintai meski ada ribuan alasan untuk menyerah.
Aku dan dia, tidak mencari yang sempurna.
Cukup hanya yang menemani sampai akhir usia. Senantiasa berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan luka.