Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Daun Jati Kopi Lumbung Mataram, Hati Bahagia Memulai 2021

9 Januari 2021   08:42 Diperbarui: 9 Januari 2021   09:52 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat cuci tangan sesuai standar prokes (Dokpri)

Minggu pertama sejak pergantian tahun 2020 ke 2021 hampir terlewati. Setelah banyak planning yang amburadul di tahun 2020, saya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menata kembali. Sebagai langkah awal saya berencana memulai tahun ini dengan hati yang bahagia. Tuhan itu baik, rupanya doa saya didengarkan.

Hari Senin yang lalu, ditengah masa pandemi yang belum usai  saya berjumpa kembali dengan teman-teman Kompasiner Jogja untuk pertama kalinya. Mengawali tahun baru dengan bertemu orang-orang yang selalu memberikan semangat untuk menulis menulis dan menulis. Hampir setahun kami tidak kopi darat akhirnya kami bisa benar-benar ngopi bareng di Kopi Lumbung Mataram. Event KJog #dolankuliner kali ini benar-benar mengobati kangen kami. Eits... Standar prokes Covid-19 tetap dijalankan ya, cuci tangan, pake masker dan jaga jarak.

Tempat cuci tangan sesuai standar prokes (Dokpri)
Tempat cuci tangan sesuai standar prokes (Dokpri)

Kira-kira lima belas menit saja dari pusat kota Jogja, kami tiba di daerah Kotagede, tepatnya di Purbayan KG 3/127 RT 057 RW 014. Bagi kalian yang belum pernah berkunjung ke Kotagede, jika lain waktu datang ke Jogja silakan memasukkannya ke bucket list ya. Di abad 16 Kotagede adalah pusat Kerajaan Mataram Islam sehingga banyak ditemukan situs sejarah di sini.

Di masa kini Kotagede terkenal dengan kerajinan perak, ternyata dulu Kotagede dikenal sebagai penghasil tenun. Rumah-rumah di kawasan ini masih mempertahankan bentuk aslinya yang sebagian besar berarsitektur Jawa.  Salah satunya bangunan rumah yang menjadi tempat kopi saya bareng teman-teman KJog kali ini. 

Pendopo Kopi Lumbung Mataram (Dokpri)
Pendopo Kopi Lumbung Mataram (Dokpri)

Memasuki Kopi Lumbung Mataram kita berasa seperti bertamu di rumah teman, Ibu Ida salah satu pengurus Kopi Lumbung Mataram menyambut penuh kehangatan. Meskipun baru pertama kali ketemu bu Ida langsung berusaha mengenal nama-nama kami masing-masing.

Satu hal yang sulit saya lakukan ketika harus berkenalan dengan banyak orang sekaligus. Tetapi bu Ida malah sudah menghafal nama kami semua sampai  saat kami pamit pulang nanti. Tidak berhenti sampai di situ, bu Ida membuat saya makin takjub saat menyampaikan bahwa bangunan rumah ini dibangun tahun 1850 tahun yang lalu, dan saat ini ditinggali oleh generasi ke 4. Masih dalam kondisi baik, dirawat dengan apik dan dijaga biar tetap lestari. Selain sebagai tempat tinggal pribadi, rumah ini juga sering digunakan sebagai tempat kegiatan dan pameran berkesenian.

Asri, sejuk dan homy, suasana Kopi Lumbung Mataram (Dokpri)
Asri, sejuk dan homy, suasana Kopi Lumbung Mataram (Dokpri)

Saya berjalan mengelilingi setiap sudut yang hampir sebagian besar perabotannya terbuat dari kayu yang menegaskan tema vintage cafe ini. Malahan beberapa meja dan kursinya sama persis dengan yang ada di rumah simbah saya, semakin menciptakan perasaan homy. Belum lagi semilir angin sore dan suara gemerisik daun kelengkeng makin menambah betah, mungkin akan lebih komplit jika diiringi dengan alunan uyon-uyon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun