Mohon tunggu...
Dian Onasis
Dian Onasis Mohon Tunggu... Iruta Penulis -

Dian mulai belajar ngeblog tahun 2003. Sekarang menikmati passionnya di dunia menulis buku, terutama novel anak-anak. Sejak tahun 2008, telah menjadi kontributor untuk lebih dari 30 antologi, dan menghasilkan 7 novel anak.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] TUDUNG BIRU MALU

19 Oktober 2013   21:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh :  Dian Onasis

( 3 1 4 )

“Halo, salam kenal. Aku, Tudung Biru. Aku baru di sini.” Sapaku pada topi lebar bermotif bunga, syal polos berwarna kuning dan sebuah tudung tak begitu jelas warnanya. Keduanya membalas sapaanku. Kecuali tudung, yang terlihat tua dan jelek. “Kenapa dengan dia?” tanyaku ingin tahu. Topi Lebar dan Syal Kuning diam, sambil ikut menoleh ke arah tudung tua. Kuperhatikan kain tudung itu. Ia jelas, jauh lebih tua dariku. “Oh, Maaf, aku tadi tak mendengar. Apakah kau menyapaku?” tanya Si Tudung Tua. Aku mengangguk perlahan. Ternyata ia mendengar, kukira ia tuli. Pikirku. Aku mulai menganggapnya sepele. Selain sudah tua, jelek dan pendengarannya pun berkurang.  Kasihan juga. “Kamu datang dari mana?” tanyanya. “Oh, aku datang dari Paris.” jawabku bangga. Kulihat senyum mengembang di diri Tudung Tua. “Mengapa kau tersenyum?” tanyaku. “Oh, tidak apa-apa. Aku juga dari sana.” jawabnya. Tubuhku mundur sedikit, aku kaget. Tak menyangka kain usang berupa tudung itu juga berasal dari negara mode seperti asalku. “Aku adalah oleh-oleh dari bibinya pemilikku. Jangan heran, kalau kau lihat diriku usang begini. Pemilikku, seorang gadis, setiap hari mengenakanku. Bahkan, ia sedang memakai diriku, ketika mendapatkan pengalaman yang menghebohkan daerah tempat tinggal kita ini.” jelasnya. “Setiap hari? Dan pengalaman apa?” Kudekati si tudung tua dengan rasa ingin tahu. “Iya, setiap hari. Ia sampai mendapat julukan khusus karena selalu mengenakanku setiap kali ia pergi. Kalau tak percaya, tanyalah mereka.” Katanya, meminta pesetujuan dua teman baruku. Topi Lebar dan Syal Kuning mengangguk cepat. “Lalu, pengalaman apa yang terjadi?” tanyaku ingin tahu. “Ah, mengingatnya saja, sudah merinding,” jawabnya. Sesaat ia mengibas dirinya, terlihat anggun, meski sudah tua. “Iya, kami yang mendengar cerita itu berulang-ulang, masih terus merinding,” timpal Syal Kuning. Topi Lebar mengangguk setuju. Aku makin ingin tahu. Apa, sih,  yang terjadi, hingga semua orang di daerah ini membicarakannya? pikirku. Akhirnya, Si Tudung Tua menceritakan pengalamannya. Mulai dari perjalanannya bersama Si Gadis menuju rumah Si Nenek. Aku  mulai takut. Ketika Si Tudung Tua menjelaskan kalau selama di perjalanan, dirinya dan gadis yang mengenakannya, telah diintai oleh seekor Serigala. Apalagi ketika kisahnya sampai pada kejadian si Nenek dimakan oleh serigala, dan ancaman kematian mengintai diri si gadis. Aku nyaris terjatuh dari tempatku bergantung, karena khawatir. Aku bernafas lega, ketika tahu bahwa ada penebang kayu yang berhasil menolong. Ketika Si Serigala tertidur kekenyangan, mereka berhasil mengeluarkan Nenek dari perut Serigala dan menggantinya dengan banyak batu. Lalu dimasukkan ke tubuh Si Serigala, dan si Serigala dilemparkan ke sungai. Nafasku turut memburu mengikuti seluruh cerita Si Tudung Tua. Ada rasa seram, sekaligus seru mendengar tutur kisah hidupnya. Tak lama, aku tersadar.Jangan-jangan.... Aku mulai memperhatikan warna asli Si Tudung tua. Oh, itu bukan coklat, tapi itu warna merah. Aku makin tercekat. Tak mungkin, aku berjumpa dengan tudung yang selama ini selalu dibicarakan di antara kaum tudung Paris. “Maaf, Apakah… Apakah engkau si Tudung Merah?” tanyaku gugup. Tak mengira kalau aku bertemu dengan kain legendaris. Cerita hidupnya telah lama kudengar.  Tudung Tua itu mengangguk perlahan. Aku terdiam dan kagum, sekaligus malu dengan sikap menyepelekan yang kumunculkan di awal perkenalan. Ternyata benar, ia adalah si Tudung merah legendaris, milik Gadis Bertudung Merah. *** NB : Untuk membaca karya peserta lain, silahkan menuju akun Fiksiana Community Silahkan juga, bergabung di Group FB Fiksiana Community gambar pinjem dari sini : http://th05.deviantart.net/fs71/PRE/i/2012/089/b/a/little_blue_riding_hood_by_ecclesias-d4ue864.png

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun