Mohon tunggu...
Oedin Only
Oedin Only Mohon Tunggu... Pemberdaya dan Petani

Berkeseharian dengan Desa dan Petani | Berutinitas dalam Pemberdayaan Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha | Menyenangi Opini, Analisis dan Literasi | Ingin Berfocus Sebagai Penggiat Analisis Politik Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Berkelas Global | Juara I Lomba Blog KPK 2012

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibuku, Cinta dan Do'a-do'a

22 Desember 2014   05:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala itu, lengkingku mengusik sibukmu
Gegas, kakimu menuju
Menyamanku dalam hibur
Tapi lengkingku tak henti
Basah merampas nyamanku
Dahaga menjadi buas
Menuntut hidangan sepiring puas

Cup, cup, cup nak, tubuhku terbang dalam timang
Sabar ya nak...
Diam ya nak...
Bujukmu merdu menyata sayang

Tapi lengkingku tak henti
Gesit tangan lelahmu
Mengusir basah penjajah pantatku
Lalu mensejahteraku dalam kenyang

Kali ini, kudengar isakmu
Kau hadap wajah harap
Mengadu, merintih dalam senyap
Tengadah, berkali berulang memanggil mustajab

Dalam linang itu
Dalam lirih suara
Namaku, untukku
Cinta dan do’a-doa

Bu, Aku sayang Ibu......

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun