Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata, Kecerdasan Emosi, dan Sebuah Ironi

4 Oktober 2022   18:20 Diperbarui: 6 Oktober 2022   10:35 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pray For Kanjuruhan. (dokumentasi pribadi by lintangayu)

Berlatih memilah manakah kepentingan privasi dan kepentingan publik. Berlatih memberi jeda pada diri sendiri selama 10-15 detik untuk tidak segera merespon dengan cepat atas sebuah informasi dan berita. Berlatih untuk memelihara self awarness kita. Berlatih berempati.

Lebih jauh, Dr. Paul J. Eslinger berpendapat bahwa empati merujuk pada kemampuan kognisi dan emosi yang mempersatukan orang-orang dalam setiap relasi dimana setiap individu saling berbagi pengalaman dan saling memahami satu dengan yang lain.

Seiring dengan perbaikan sistem pelaksanaan kegiatan persepakbolaan ataupun sistem apa pun yang seringkali bersentuhan dengan kehidupan kita, mari kita belajar supaya tetap sadar.

Kanjuruhan. Mungkin tragedi tersebut meninggalkan luka dalam ingatan. Luka mendalam bagi kita bersama. Sebuah trauma yang membutuhkan proses panjang untuk melepas sebuah ikhlas. 

10% of conflicts is due to the difference in opinion and 90% is due to delivery and tone of voice (Unknown)

Salam sehat, salam sadar

Penulis

*Sumber: Eslinger, P. J, Neurological and Neuropsychological Based on Empathy, European Neurologi (Februari 1998)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun