Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indigo, Sebuah Karunia atau Kutukan?

1 November 2021   15:04 Diperbarui: 27 April 2022   05:24 1774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:anak indigo, apakah sebuah karunia? | via lunarwolf.com

Hai, Parents.... 

Lihat topik Mimin, saya malah teringat satu tanya dari salah satu Kers yang dulu sempat terhubung lewat pesan singkat WA. 

"Lhoh, Ayu apa beneran indigo?"tanya si dia. 

"Dulu. Sekarang engga lagi," jawab saya singkat. 

Sebagai seseorang yang pernah diberi "gelar" anak indigo, saya ingin berbagi mengenai pelabelan ini. 

"Rasanya gimana sih, Mbak, jadi seorang indigo?"wew pertanyaan yang seringkali menghujani saya. 

Dan, biasanya saya hanya tersenyum. 

Tentang anak indigo? Hmmm, teman-teman sudah pernah mendengar istilah indigo. Atau jangan-jangan di antara teman-teman malahan sedang berhadapan dengan seorang anak indigo?

Topik ini sengaja saya angkat bukan semata karena topil menggairahkan di hari Halloween… bukan. Saya ingin berbagi karena saya pernah menyandang “gelar” anak indigo.

Pengalaman-pengalaman magis penuh misteri ada bagai digelar di hadapan saya. Semenjak kecil.

Baca juga : Anehkah Mereka bagi Kita?

Tidak pernah ada yang menyadari hal ini, termasuk saya sendiri, atau kedua orang tua saya.

Bertumbuh dengan menyembunyikan semua dari khalayak dan teman-teman begitu memberi beban tersendiri. Ya, sepertinya saya tidak asing dengan kata “sendiri”.

Lama saya tumbuh dengan beragam cerita dalam imaji yang terkadang hanya saya tulis dalam sebuah cerpen genre misteri, atau sekadar puisi. Apakah ini karunia? Wow, tunggu dulu, saudaraku…

Terbiasa menimbun peliknya pertanyaan agar tidak dirundung kawan, semakin memupuk jiwa introvert saya.

Siapa Sebenarnya Anak Indigo Itu?

Fenomena indigo muncul pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikolog Nancy Ann Tappe, terutama pada bukunya yang fenomenal “Understanding Your Life Through Color”.

Dalam bukunya tersebut, Nancy menyingkap bahwa seorang anak indigo dianggap mempunyai kemampuan khusus supranatural seperti, telepati, kemampuan flashback, tekinesis, kemampuan untuk memprediksi kejadian, bahkan dapat berkomunikasi secara langsung dengan Tuhan.

Sejurus dengan Nancy, seorang ahli terapis, Jan Yordy dalam bukunya yang berjudul "Indigo Children, The Next Step In Human Evolution" mengungkapkan 11 sifat umum yang ada pada anak-anak indigo.

Namun dari ke 11 sifat tersebut, ada tiga hal menarik yang saya garisbawahi.

  • Saat anak indigo menunjukkan perilaku impulsive, yaitu saat otak kanan memproses informasi dengan cepat dan mereka tetap harus bergerak agar selalu fokus, seringkali mereka dianggap menderita ADD (Attention Deficit Disorder) atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
  • Kreativitas anak indigo yaitu mampu berfikir menggunakan otak kanan, namun terus berusaha menggunakan otak kiri pada saat dihadapkan pada sistem sekolah. 
  • Anak indigo dianggap mempunyai cara belajar yang cukup unik.yaitu dengan cara visual dan kinesteetik, sehingga dapat mengigat apa yang terekam dalam otak dan menciptakannya melalui karya. 

Nah, ternyata indigo bukan hanya menyoal mistis, bukan? Meskipun belum ada ciri umum yang absolut pada indigo, namun ada beberapa ciri umum yang biasanya dilihat oleh masyarakat, diantaranya:

1. Anak indigo merupakan anak yang cerdas. Biasanya memiliki pemikiran yang bersifat kritis.

2. Anak indigo mempunyai self learning tinggi. Sehingga bukan hal yang sulit bagi anak pendiam untuk mengamati dan memperhatikan, serta mempelajari segala yang terjadi.

3. Kepekaan terhadap lingkungannya inilah yang membuat seorang anak indigo memiliki rasa empati yang tinggi. Meskipun seringkali tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, namun anak indigo sangat peka dalam berempati.

4. Karena sifat kritisnya, anak indigo terkesan memiliki sifat pemberontak. Why? Seorang anak indigo mudah merasa bosan untuk melakukan hal-hal yang bersifat rutin.

Wow… apakah Anda memiliki anak yang “mungkin” termasuk dalam kategori anak-anak indigo? Apakah indigo benar-benar sebuah keistimewaan?

Tunggu dulu, saudaraku. Mari saya bentangkan faset lain, sehingga teman-teman dapat memahami dengan benar apa yang sebaiknya kita lakukan bila menghadapi anak yang menerima label indigo.

Dari semua sifat dan perilaku yang saya sampaikan di atas adalah sifat- sifat umum yang sempat saya rangkum dari beberapa srtikel kesehatan dan rangkaian pengalaman pribadi saya.

Bagaimana bila kita melihat dari kacamata medis?

Dari lensa medis, indigo seringkali dihubungkan dengan masalah neuropsikiatri. Yaktul…bagian persarafan.

Karena tidak didapati gejala atau ciri khusus yang dapat dinisbikan secara empirik, maka imajinasi dan “kepekaan” terhadap makhluk tak kasat mata dan semua yang terkoneksi dengan hal-hal yang dianggap mistis dipandang sebagai sebuah halusinasi dan delusi.

Sama seperti gangguan waham yang menyertai penderita bipolar, ADHD, dan gangguan mental lain dengan penyertaan waham.

Aspek lain yang menyebabkan indigo tidak diterima dalam dunia kedokteran adalah karena belum ada penelitian ilmiah yang dianggap mempunyai kredibilitas atas kasus indigo.

Semua ciri yang dikenakan pada anak indigo bersifat samar. Semua orang bisa saja mengalaminya. Sehingga sifat-sifat yang digunakan oleh masyarakat luas melibatkan efek Barnum-Forer.

Pada kebanyakan kasus yang terjadi, orang tua si anak atau mereka yang ada di lingkungan di mana anak tersebut tumbuh adalah yang memberikan label indigo. Ini terjadi karena si anak seringkali bertingkah laku yang bersinggungan dengan pengalaman yang di luar nalar.

Sebagaimana dinyatakan oleh dr. Jiemi Ardian, SpKJ, ahli kejiwaan Silloam Hospital Bogor dalam sebuah artikelnya, bahwa ada kemungkinan waham dan halusinasi yang dialami oleh anak indigo merujuk pada epilepsi. 

"Epilepsi bukan hanya ternampak pada reaksi kelonjotan, sama seperti yang secara umum terlihat pada penyintas epilepsi. Beberapa diantaranya mengembangkan gangguan psikiatri, halusinasi, delusi, bahkan gangguan kepribadian/ perilaku," begitu ungkap beliau.

Saudara, mungkin saya termasuk seorang yang beruntung dalam hal ini. Terlepas apakah semua pengalaman supranatural yang saya alami adalah nyata atau hanya halusinasi, yang pasti selama saya menerima label indigo tersebut, banyak hal yang saya pelajari.

Percayalah, Ayah, Bunda...sungguh sulit bagi kami untuk menjalani kehidupan ini bila tidak ada circle yang mendukung. Entah ini merupakan talenta ataukah kutukan, saya pun tidak akan mendiagnosanya dari sisi spiritual.

Namun, alangkah baiknya ketidaknyamanan yang kami alami ini teratasi. Bukankah kita ingin anak-anak kita sehat secara holistik?

Saya sempat berkumpul dalam sebuah komunitas yang mempunyai "kemampuan" yang sama. Okay, memang dapat menolong. Setidaknya, ada pengalaman yang mampu tertampung bersama.

Apa yang saya alami menarik saya pada kehidupan yang mendudukkan saya pada pembelajaran mental health. Belajar bagaimana mengolah energi, membaginya kepada sesama yang membutuhkan akan lebih bermanfaat.

Akan tetapi, saya bukan anak indigo lain. Cara kami menyikapi hal-hal di luar nalar akan berbeda. 

Mungkin segala pengalaman mistis yang pernah saya alami semakin berkurang seiring waktu berlalu. 

Apabila memang Ayah, Bunda mendapati gejala yang sama pada ananda, mari, demi kebaikannya, bawalah kepada ahli profesional yang memang mempunyai kemampuan di bidangnya. Entah itu kepada psikolog atau psikiater, supaya semua yang terasa tidak nyaman, menjadi hal yang lebih nyaman. 

Pada akhirnya, saya hanya berharap, artikel ini dapat berdampak baik bagi generasi kita mendatang.

Salam sehat,

Penulis  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun