Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Jangan dan Hendaklah untuk Menanggulangi Stres pada Anak Usia Remaja

31 Agustus 2020   13:13 Diperbarui: 8 September 2020   06:10 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stres pada remaja (Sumber: elitedaily.com)

Wew, menulis tentang anak-anak serasa berbicara tentang satu dunia dengan imajinasi yang hampir tak berbatas. Entah mengapa saya sangat menyukai dunia mereka. So many things we can learn from them.

Bagaimana mereka bersosialisasi, bagaimana mereka merendahkan diri untuk belajar tentang kehidupan in many ways. Sobat, dunia anak-anak adalah dunia yang sangat menakjubkan. 

Setiap rentang waktu pertumbuhan fisik mereka kebutuhan untuk bertumbuh secara psikis pun berbanding lurus. Meski begitu banyak yang harus kita pelajari dari mereka. 

Untuk kali ini, saya hanya ingin membatasi pada anak-anak di usia remaja, usia antara 11-18 tahun. So, let's go...

Seringnya bersinggungan dan berinteraksi dengan anak remaja, membuat saya melihat satu sisi dunia yang sering kali mereka sembunyikan di balik tingkah laku anti sosial, yang terkadang membuat mereka diberi label "nakal" oleh masyarakat.

Saya teringat satu pernyataan yang entah saya dengar dari siapa, menyatakan bahwa terkadang akar sebuah masalah tidak dapat begitu saja dilihat dari permasalahan yang muncul di permukaan. Saya termasuk yang setuju dengan pendapat ini.

Pernahkah ayah dan bunda menjumpai ananda dalam kondisi cemas, sering kali mengurung diri atau menyendiri, sulit bersimpati, mudah putus asa, atau nafsu makan yang mulai menurun?

Mari kita cermati. Ketika anak-anak lebih memilih untuk lebih aktif dengan media sosialnya, hingga waktu tidur anak berkurang, kemudian emosi mulai tidak stabil, maka waspadalah, karena aktivitas tersebut mampu memicu depresi pada anak remaja.

Heather Clean Woods dari Universitas Glasgow Scotlandia menyebutkan dalam Journal Cyberpsychology, Behavior and Social Networking, bahwa penggunaan medsos dengan intensitas tinggi akan meningkatkan risiko depresi yang buruk.

Remaja (Sumber: pixabay.com)
Remaja (Sumber: pixabay.com)
Sebenarnya, penyebab dari depresi pada anak usia remaja sangatlah beragam. Mulai dari perubahan hormonal, genetis, traumatik, hingga faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekitarnya.

Begitu banyak ahli ataupun praktisi kesehatan yang menyarankan betapa pentingnya peran serta orang dewasa, terlebih lagi orang tua dalam pertumbuhan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun