Siang itu surya berapi sinarnya di atas kota mungil nan cantik, Solo. Berjibaku dengan suhu 36°C, saya dan beberapa rekan awak media lain berusaha mendapatkan informasi yang dapat Anda konsumsi saat ini.
Perhelatan rutin yang digelar dan diprakarsai oleh Pemerintah Kota Surakarta ini telah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun demi terwujudnya akar budaya bangsa terpatri di dada para generasi muda.
Festival Kirab Budaya Surakarta, begitulah Pemerintah Kota Surakarta memberi nama atas program berbudaya, yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Latar belakang dirumuskanya event ini adalah karena Pemkot Surakarta melihat begitu banyaknya potensi budaya masyarakat yang tersimpan dan belum diunggah ke permukaan, sehingga belum banyak yang mengetahuinya. Sementara laju informasi yang semakin canggih, seakan menggerus nasib budaya bangsa sendiri.
Karena itulah, Pemkot Surakarta berusaha untuk menggiatkan kembali semarak budaya bangsa di kalangan generasi muda.
Berbagai event yang terselenggara di kota yang berjuluk kota budaya tentunya membutuhkan infrastruktur yang mendukung. Maka dari itulah Pemkot kini menata kembali segala infrastruktur kota yang diperlukan guna mendukung terlaksananya program tersebut.
Bagai gayung bersambut, masyarakat kota Solo pun sangat berantusias memenuhi panggilan diri sebagai insan berbudaya.Â
Hal ini tercermin dari sekian banyak program Pemkot Surakarta untuk memajukan Solo sebagai kota budaya selalu dibarengi dengan semangat masyarakat mengambil bagian dalam setiap eventnya.
Sebagai salah satu contoh konkrit, selama bulan Juli ini Pemkot Surakarta mengajak masyarakat Solo untuk berpartisipasi dalam event Festival Kirab Budaya Surakarta.
Kirab ini diadakan secara menyeluruh di setiap Kelurahan di Surakarta. Salah satunya, di Kelurahan Sriwedari.