Dengan mindful eating, kita juga tak tergesa-gesa saat sahur dan terutama saat berbuka puasa, yang notabene godaan untuk makan sepuasnya lebih besar. Dengan mindful eating, kita harus makan dan minum dengan perlahan-lahan, agar tubuh dapat mencernanya dengan baik, pikiran pun tenang dan happy. Dan seterusnya.
Namun, apakah semua orang bisa melakukan mindful eating saat sahur dan berbuka? Saya orang yang akan mengacungkan jari tangan tinggi-tinggi dan mengatakan: tidak! Hehe. Bukannya tidak setuju dengan mindful eating. Tentu saja saya setuju karena selaras dengan ajaran Islam (sesuai dengan aturan dan adab makan dan minum dalam Islam). Namun, saya belum bisa melakukannya untuk saat ini.
Bagaimana tidak, setiap hari saya sahur dan berbuka bersama anak-anak (empat orang anak, yang salah satunya masih usia batita) dengan suasana yang ramai. Coba bayangkan, baru saja saya mau duduk untuk makan, si kecil minta minum, kakaknya minta diambilkan nasi, yang lainnya mengajak berbicara, dan sebagainya.Â
Bagaimana bisa mindful eating?
Ketika mencoba berbuka puasa setelah salat tarawih, setelah semua anak tampak tenang, ternyata masih ada saja distraksi. Ada yang mengajak bicara bahkan diskusi, ada yang minta ditemani tidur, dan sebagainya. Atau, saya sendiri yang keburu ngantuk jika harus menunggu waktu dan tempat yang tenang untuk makan. Hehe.
Demikianlah sedikit tulisan saya tentang mindful eating saat sahur dan berbuka. Bagaimana mindful eating di Ramadan ini menurut teman-teman?
***
Referensi:
https://fkm.unair.ac.id/mindful-eating-baik-untuk-kesehatan-tubuh-dan-mental/Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI