Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gagasan Filsuf tentang Universal

26 Januari 2023   15:12 Diperbarui: 26 Juli 2023   20:37 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber wal_172619  in pixabay

Salah satu diskusi sentral Abad Pertengahan adalah studi tentang universalitas dan sumber keberadaannya, apakah universalitas adalah saksi dari idiom Platonis itu sendiri, atau abstraksi universal dari akal, seperti yang diyakini Aristoteles. Apa yang  "universal" pada dasarnya tidak memiliki keberadaan eksternal. "Universal" hanyalah sebuah konsep. "Universal" hanyalah istilah umum yang dapat mencakup berbagai orang eksternal Apakah wujud "universal" itu sendiri sama dengan wujud "khusus" yang ada tidak hanya di alam spiritual tetapi juga  di alam luar seperti entitas esensial lainnya? Misalnya, "Manusia Yang Mahakuasa". “Manusia semesta” di sini hanyalah sebuah konsep universal yang hanya ada dalam pikiran, atau apakah “manusia universal” itu sendiri memiliki realitas eksternal yang hanya dapat dilihat secara intuitif dan tulus (misalnya ia berada di alam non-fisik), atau “ manusia universal"  hanyalah kata umum yang dapat diterapkan pada banyak objek individu?

Upaya-upaya pemikiran pada abad pertengahan itu tidak lain artinya untuk menjawab duduk perkara-duduk perkara tersebut. Dalam hal ini, terdapat 3 perspektif & genre pemikiran:

1.    Realisme (universalitas itu mempunyai wujud eksternal atau mutsul Plato)

2.   Idealisme (universal itu hanya masih ada pada alam pikiran atau gagasan Aristoteles)

3.    Nominalisme (memutuskan istilah-istilah generik yg mewakili individu-individu eksternal). 

4. Boethius (470-525 M) artinya orang pertama yg beranggapan bahwa universal itu hanyalah istilah semata, walaupun iaberupaya menuntaskan duduk perkara universal itu lewat gagasan Aristoteles.

  • Roscelin (1050-1120 M) berkeyakinan bahwa yg hanya terdapat pada alam eksternal merupakan partikular, ad interim universal itu tidaklah mempunyai wujud hakiki & hanya bersifat  istilah-istilah semata.
  • Peter Abelard (1079-1142 M) memandang bahwa universal itu masih ada pada alam pikiran & konsep-konsep universal itu merupakan konsep-konsep abstraksi yg diambil menurut maujud-maujud luar menggunakan memperhatikan sifat-sifatnya, menggunakan istilah lain, universal itu adalah konsep-konsep yg masih ada pada pikiran yg menceritakan tentang empiris-empiris hakiki & eksternal.
  • Segala kaidah filsafat & ilmu berpijak dalam penerimaan atas konsep-konsep universal, yakni jika seorang beranggapan bahwa universalitas itu hanyalah sebuah istilah semata & menolak konsep universal itu, maka nir satu pun kaidah yg iabisa diterima,
    lantaran seluruh proposisi universal akan sebagai proposisi partikular yg hanya terkait menggunakan individu eksklusif saja,  menggunakan demikian, segala proposisi universal yg adalah pijakan semua ilmu & kaidah-kaidah ilmiah nir mempunyai individu-individu eksternalnya, begitu pula, semua filsafat & hukum-hukumnya tidak bermanfaat. Dengan alasan ini, pembahasan "universalitas" mempunyai urgensi.
  • Roger Bacon (1214-1294 M) ada orang yang mendukung empirisme dan positivisme Dia melihatnya Alat pengetahuan adalah teks suci, argumen, dan eksperimen. Saran Matematika, karena berkaitan langsung dengan eksperimen, dapat diterima
  • Tomas Aquinas (1225-1274 M) yakin bahwa rasionalitas dan pemikiran  sangat bergantung satu sama lain indera eksternal, yaitu di atas semua indera eksternal yang berhubungan dengan kita keluar, maka konsep ini membentuk konsep imajinasi
    Alasan membentuk konsep umum. Hati-hati, itu banyak Kontak dengan  filsafat Islam.
  • William Okham (1287-1347 M) adalah orang yang dikenal sebagai penyangkal konsep universal  Namun,  tidak dapat dikatakan bahwa dia benar-benar melarang dan menolaknya karena dia menafsirkan yang "universal". "hubungan" antara pikiran dan objek eksternal, dan terkadang demikian juga mengacu pada "konektor" dengan nama "Konsep". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun