Semenjak kemunculan Nasi Cokot di pinggir jalan, rasa penasaran saya mulai memuncak, apalagi kuliner ini dijual mulai dari harga Rp. 5000,- saja, masih terjangkau tentunya untuk seorang pegawai swasta yang masih memiliki angsuran KPR Subsidi.
Sejak pertama kali saya memegang nasi cokot yang dibentuk seperti burger dan dibungkus dengan kertas burger, saya menganggap bahwa inovasi ini merupakan langkah brilian, konsumen bisa langsung makan nasi cokot tanpa perlu mencari sendok ataupun sarung tangan plastik, cukup buka sedikit kertas dan kita memakannya seperti memakan kraby patty.
Dalam sekali gigit, kita akan memakan nasi dan lauk secara bersamaan, hal ini cukup membantu bagi orang yang tidak memiliki waktu lama untuk sarapan. Bahkan saya pernah memakan nasi cokot saat sedang berkendara (tidak untuk ditiru, ya) karena memang saat itu sedang agak buru-buru tetapi perut sudah meronta minta diisi.
Nasi Cokot telah menjadi bagian dari khazanah kuliner pagi bersama dengan nasi uduk dan kawan kawan, ia datang tidak hanya menawarkan nasi dan lauk, tetapi juga menawarkan karbohidrat dan lauk dalam wadah praktis nan estetik.
Terdapat beberapa varian isian default, seperti suwiran ayam kecap, ayam pedas, tongkol, cumi cincang, dan irisan telor. Saya menduga konsep nasi cokot ini terinspirasi dari roti lapis isi daging, hanya saja peran roti diganti dengan nasi agar mengesankan "Indonesia Banget".
Namun bukan berarti sajian ini terbebas dari kritik, kritiknya bukan soal rasa ataupun tampilan, tapi dari bungkusannya. Saya kerap menemukan Nasi yang sudah terbungkus kertas burger, ternyata masih dicover dengan kotak stereofoam yang akan membuat para pemerhati lingkungan mengernyitkan dahi. Bayangkan, ada bungkusan kertas burger, kotak stereofoam dan kantong plastik kresek, ada 3 sampah dalam sebuah makanan di mana hal ini sudah jelas termasuk dalam tindakan yang tidak ramah lingkungan.
Terlepas dari itu, Nasi Cokot merupakan inovasi yang revolusioner di era serba cepat dan serba praktis. Angkat topi dan apresiasi setinggi-tingginya bagi yang memiliki ide membuat nasi cokot yang bisa dimakan di mana saja, bahkan ketika saat berkendara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI