Mohon tunggu...
Dhimas Aditya
Dhimas Aditya Mohon Tunggu... Keterangan Profil

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenang Pertempuran Laut Aru

13 Januari 2022   11:18 Diperbarui: 13 Januari 2022   11:25 1696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertempuran Laut Aru adalah pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 di Laut Arafuru, Maluku. Merupakan salah satu perisitiwa bersejarah bagi negara kita. 

Pada tanggal 15 Januari setiap tahunnya kita akan memperingati Hari Dharma Samudera untuk mengenang Pertempuran Laut Aru atas tenggelamnya KRI Macan Tutul, hari itu ditetapkan oleh Sang Pemimpin Revolusi Besar yaitu Bung Karno. Ini melambangkan keberanian para pelaut Indonesia dalam menerjang samudera untuk menghadapi musuh-musuhnya. 

Hingga saat ini, pada setiap tanggal 15 Januari, pemerintah Indonesia dan TNI AL selalu melakukan tabur bunga di laut. Untuk mengehormati jasa para pelaut yang berada di KRI Macan Tutul, yang sampai saat ini jasadnya tidak pernah ditemukan.

Penyebab terjadinya pertempuran itu dikarenakan Belanda mengingkari hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB). Hal itu membuat Presiden Soekarno melantangkan Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) pada tanggal 19 Desember 1962 di Yogyakarta. isi trikora tersebut berbunyi :

  • Gagalkan pembentukan "Negara Boneka Papua" buatan Belanda kolonial
  • Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
  • Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air Bangsa.

Untuk memperkuat persenjataan dan mendukung operasi Trikora, Pemerintah Indonesia perlu memodernisasi kekuatan militernya, pemerintah Indonesia memborong sejumlah alutsista dari Uni Soviet, Republik Federasi Jerman (Jerman Barat), Italia dan Yugoslavia. Dan untuk memperkuat jajaran Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) adalah kapal perang jenis MTB (Motor Torpedo Boat) Klas Jaguar dari Jerman Barat. 

Untuk misi operasi infilrasi pada 1962, Indonesia mengerahkan empat kapal perang jenis MTB, yaitu KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, KRI Harimau, dan KRI Singa. Kapal yang memiliki persenjataan utamanya torpedo, justru dikorbankan agar kapal memiliki area yang luas, karena kapal ini dipersiapkan untuk mengangkut pasukan.

Pada tanggal 9 Januari 1962 keempat kapal perang tersebut mulai menjalankan operasi yang dirahasiakan dari unit lain dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Misi tersebut dipimpin Direktur Operasi MBAL Kolonel Sudomo di KRI Harimau, bersama dengan Komodor Yos Sudarso dan Kapten Winarno yang ikut dalam KRI Macan Tutul.

Ternyata dari keempat MTB tersebut, hanya 3 yang mampu bergerak hingga masuk ke perairan Irian Barat karena mesin RI Singa mengalami kerusakan mesin, memaksanya untuk kembali. Tiga kapal lainnya berhasil mendaratkan pasukan di kawasan Kaimana Irian Barat. Setelah selesai berbicara, ketiganya bergegas kembali ke Makassar untuk melaporkan bahwa operasi itu berhasil.

Saat ditengah perjalanan ingin kembali, ketiga kapal tersebut terlihat oleh dua pesawat pengintai maritim tipe Neptunus Angkatan Laut Belanda dan Firefly. Derunya pesawat tersebut membelah kesunyian malam di Laut Aru pada 15 Januari 1962.

Hal ini membuat kehadirannya mengundang Armada Laut Belanda untuk mencegat. Tepat di 4,49 derajat LS dan 135,2 derajat BT, tiga MTB ALRI dicegat oleh tiga kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Belanda, yaitu kapal Destroyer Klas Province Hr.Ms. Utrecht, Fregat Hr. Ms. Evertsen dan Korvet Hr.Ms. Kortenaer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun