Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang pengendalian diri secara menyeluruh.Â
Salah satu aspek yang sering terlewatkan adalah pengendalian diri dalam konsumsi, yang berujung pada penumpukan sampah.
 Faktanya, volume sampah rumah tangga di Indonesia meningkat 10-20% selama Ramadan (KLHK, 2023).Â
Hal ini disebabkan oleh konsumsi berlebih, terutama makanan dan minuman, serta penggunaan kemasan sekali pakai.
Ramadan dan Konsumsi Berlebih
Tradisi berbuka puasa bersama dan pasar Ramadan sering kali mendorong kita untuk membeli lebih dari yang dibutuhkan.Â
Akibatnya, makanan sisa dan kemasan plastik menumpuk, mencemari lingkungan. Padahal, Islam mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, surah Al-A'raf ayat 31:
"...makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mengonsumsi makanan dan minuman secukupnya, tanpa berlebihan. Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:
"Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa kesombongan." (HR. Bukhari)
Hadis ini menekankan pentingnya kesederhanaan dalam segala aspek kehidupan, termasuk konsumsi.
Diet Sampah saat Ramadan: Langkah Nyata Menjaga Lingkungan
Diet sampah saat Ramadan adalah upaya untuk mengurangi timbulan sampah selama bulan suci ini.Â
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Merencanakan menu dan belanja dengan bijak. Buat daftar belanja sesuai kebutuhan dan hindari membeli makanan secara berlebihan.
2. Membawa wadah dan tas belanja sendiri. Kurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai dengan membawa wadah makanan dan tas belanja kain.
3. Mengolah makanan sisa. Manfaatkan sisa makanan untuk diolah menjadi hidangan baru atau berikan kepada yang membutuhkan.
4. Memilah sampah. Pisahkan sampah organik dan anorganik untuk memudahkan proses daur ulang.
5. Memilih produk ramah lingkungan. Utamakan produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang atau kompos.
6. Membuat kompos dari sisa makanan. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman.
Dampak Positif Diet Sampah saat Ramadan
Diet sampah saat Ramadan tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan dan keuangan kita.Â
Dengan mengurangi konsumsi berlebih, kita dapat menghindari penyakit akibat pola makan yang tidak sehat dan menghemat pengeluaran.
Selain itu, diet sampah saat Ramadan juga merupakan bentuk ibadah. Dengan menjaga lingkungan, kita telah melaksanakan amanah sebagai khalifah di bumi.Â
Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:
"Kebersihan adalah sebagian dari iman." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, mari jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memulai gaya hidup yang lebih berkelanjutan.Â
Dengan diet sampah saat Ramadan, kita tidak hanya meraih pahala, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI