Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dekafenasi, Kopi Tanpa Efek Samping Kafein

16 Maret 2025   10:43 Diperbarui: 16 Maret 2025   10:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dekafenasi kopi. 

Salah satu kandungan kopi adalah kafein. Kafein ini zat yang unik, karena dapat menstimulasi metabolisme tubuh, yanf efeknya banyak dicari, seperti; tetap terjaga, badan segar, denyut jantung lebih kencang, pikiran lebih fokus dan lain sebagainya.

Di sisi lain, kafein kopi jadi masalah. Mereka yang mengalami gangguan tidur bisa memperparah insomia. Atau yang bermasalah dengan pencernaan, bis membuat kembung atau asam lambung. Penderita hipertensi juga dilarang konsumsi kopi berlebih. Yang terakhir, kafein menyebabkan kecanduan dan ketergantungan.

Saya ajak melihat bagaimana solusi ngopi tanpa kafein. Bolehlah, ibarat minum madu tapi yang tidak manis, atau makan gorengan tanpa minyak. Dekafenasi, yakni proses mengurangi atau menghilangkan sama sakali kafein pada kopi.

1820, alkemist dari Jerman bernama Runge berhasil mengisolasi kopi. Atas saran dari Goethe, Runge berhasil mempelajari kafein dan efeknya bagi tubuh. Akhirnta Ludwig Roselius lah yang bereksperimen menghilangkan kafein pada biji kopi.


Ada beberapacara untuk mengurangi kafeiin pada kopi. Ada dengan rendaman bahan kimia seperti asetin, etil asetat, dan metil klorida. Senyawa tersebut bisa mengeluarkan kafein, sehinga sangat efisien di dalam dunia industri. Ada juga yang direndam dalam air yang dikenal dengan Swiss water process. Metode alami ini cukup lama prosesnya, namun akan mempertahankan aroma dam rasa pada kopi serta ramah lingkungan. Teknik yang ketiga, CO2 superkritikal yakni dengan menggunakan karbon dioksidan yang disemburkan  dalam biji kopi. CO2 akan memgeluarkan kafein dari biji kopi, tetapi teknologi ini cukup mahal.


Hasil riset dekafenasi kopi. 
Hasil riset dekafenasi kopi. 


Riset yang saya lakukan, menggabungkan ketiganya. Menggunakan bakteri yang diisolasi dari sumber kafein. Bakteri dipaksa makan kafein, menghasilkan asam organik dan CO2, dengan media air dalam bioreaktornya.

Hasilnya, kafein bisa turun 70 - 80%, dengan bantuan bakteri. Rasa dan aroma tetap dipertahankan, dan ada penambahan sensasi fruity. Kelemahan proses ini membutuhkan waktu 14 hari agar hasilnya optimal. Dengan demikian, bisa tetap tenang minum kopi bagi mereka yang takut akan efek kafein. Sayur bergaram tapi tidak asin...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun